Alasan Olga Syahputra Jadi Artis Mahal

Meski kerap tampil kemayu dia berhasil memikat sejumlah pengelola televisi.

oleh Aditia Saputra diperbarui 13 Jun 2014, 15:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2014, 15:00 WIB
Ilustrasi Olga Syahputra
Olga Syahputra

Liputan6.com, Jakarta Nama Olga Syahputra adalah fenomena. Meski kerap tampil kemayu, dia berhasil memikat sejumlah pengelola televisi, sehingga mereka tetap memunculkannya di sejumlah acara televisi, mulai dari Dahsyat (RCTI), Pesbukers (ANTV), sampai Yuk Keep Smile (Trans TV).

Saat ini, pria kelahiran Jakarta, 8 Februari 1983 itu dikabarkan sakit meningitis. Belum lagi kasus dengan dokter Febby Karina yang akan segera dikirim ke Kejaksaan.

Meski begitu, Olga dengan fenomenanya tetaplah Olga. Namun, yang pasti, banyak orang yang berusaha melindungi dirinya, termasuk petinggi di beberapa stasiun televisi. Kabarnya, mereka tidak mau kehilangan Olga. Dengan berbagai cara, para petinggi ini menawarkan layanan first class. Beberapa hal yang membuat Olga menjadi anak kesayangan, seperti dikutip dari situs Kaskus.com antara lain.


1. Olga Sebagai Rating Maker

Olga Syahputra
(ilustrasi)


Olga Sebagai Rating Maker

Percaya atau tidak, Olga saat ini memang sudah menjadi rating maker. Hampir setiap acara yang dibawakannya mampu didongkrak oleh Olga ratingnya. Hal ini bisa jadi disebabkan banyolan yang dikeluarkan oleh Olga diterima oleh mayoritas penonton yang kebanyakan masih berada di level C-D.

Dengan kata lain, Olga menjadi refleksi mayoritas masyarakat Indonesia kini, yang lebih suka melecehkan, kasar, tidak punya sopan santun, dan berpikir pragmatis.

Penonton level A-B memang ada, tetapi jangan membayangkan kelas A-B dalam dunia televisi adalah golongan kaya kerap menggunakan jejaring sosial, terutama Twitter.

AC Nielsen tidak mencatat penonton pemilik rumah-rumah gedong, mobil mewah di perumahan elit semacam Pondok Indah. Memang acara-acara model komedi situasi yang kasar atau joget massal ditonton di perumahan elit, tetapi penontonnya bukan pengusaha atau konglomerat, melainkan para pembantu yang setia menunggu majikannya pulang kantor.


2. Olga yang Diperebutkan Pemilik Televisi

Olga Syahputra


Olga yang Diperebutkan Pemilik Televisi

Gara-gara dianggap rating maker atau penghasil rating, Olga pun diperebutkan oleh pemilik stasiun televisi. Olga dianggap sebagai aset yang tidak boleh lepas dari genggaman siapa pun. Tak heran, sejumlah pemilik stasiun televisi memanjakan Olga.

Saat Olga berada di RS Pondok Indah, pemilik stasiun televisi silih berganti menjenguk. Bagus memang, tetapi masalahnya belum pernah ada talent yang dijengguk langsung oleh pemilik stasiun televisi.

Para pemilik stasiun televisi ini membawa aneka makanan mahal dan enak, termasuk mengirimkan bunga. Salah satu pemilik bahkan bersedia membayarkan seluruh biaya pengobatan, rumah sakit, sampai Olga bener-benar sembuh.

3. Honor Dibayar per Segmen

Ilustrasi Olga Syahputra
Ilustrasi Olga Syahputra (Liputan6.com/Sangaji)


Honor Dibayar per Segmen

Olga dikabarkan memiliki honor yang mahal. Salah satu penyebabnya, kabarnya Olga dibayar per segmen di setiap acara. Hal ini dianggap tidak wajar karena parameter tinggi-rendah harga seorang host atau talent adalah jam terbang dan kualitas.

Apalagi, Olga kerap mendapat kritikan dari para penonton maupun teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), karena ucapannya yang kerap melecehkan, dan tidak memiliki sopan santun.

Meski kerap mendapat kritikan, bahkan dihujat, pengelola stasiun televisi tutup kuping. Mereka tidak ingin aset berharga, yang bisa menjadi pendongkrak rating-share dan sumber uang, di-PHK dari acara.

Bagi para pemilik stasiun televisi, aset seperti Olga memang harus dijaga. Aset harus dijaga, terlebih lagi pemilik stasiun sudah berinvestasi besar-besaran untuk menjaga aset ini. Puluhan juta dikeluarkan demi Olga. Ibaratnya, Olga bagai raja yang berjalan di atas karpet merah.

Meski mendapatkan honor “selangit”, Olga masih bebas berkeliaran di stasiun televisi lain. Maklumlah, Olga tidak bisa dikontrak eksklusif di satu stasiun televisi. Komitmen Olga di stasiun televisi adalah, asal jam tayang tidak head to head, Olga bebas mengambil rezeki di televisi lain. Tak heran, pagi Olga ada di Dahsyat, sore di Pesbukers, dan malam muncul di YKS. Cukup tiga acara rutin, tetapi ia jadi miliuner.

Edannya, ada satu acara dimana Olga dibayar per segmen. Artinya, ia tidak muncul di tiap segmen, tetapi hanya satu atau dua segmen saja.

4.Olga yang Selalu Last Minute Briefing

Ilustrasi Olga Syahputra
Ilustrasi Olga Syahputra (Liputan6.com/Sangaji)

Olga yang Selalu Last Minute Briefing

Jadwal Olga yang padat membuat dirinya seringkali datang last minute. Semua Produser di stasiun televisi nasional yang pernah memakai Olga sebagai talent tahu, jangan harap punya waktu duduk satu jam dengan Olga, sebelum live atau taping untuk briefing all crew.

Sekadar info, dalam sebuah produksi, sebelum live atau taping, Produser akan mengumpulkan all crew dan talent untuk melakukan briefing. Tujuan briefing adalah untuk memaparkan kembali rundown yang sudah dibuat oleh tim kreatif. Produser akan membacakan urutan rundown dari segmen 1 sampai segmen akhir. Dengan begitu, talent mengerti kapan in-frame (masuk ke set), kapan out frame (keluar dari set). In frame dari set sebelah kanan atau kiri, maupun sebaliknya out frame-nya dari set sebelah mana.

Nah, kabarnya, Olga memang selalu datang last minute. Barangkali karena Olga kerap tampil spontan, Produser via tim kreatif cukup memberitahu Olga berperan sebagai apa dan masuk di segmen berapa. Sisanya, Olga akan melakukan spontanitas sendiri. Kebiasaan spontan itulah yang membuat ucapan-ucapan Olga sulit dikendalikan dan kerap mendapatkan teguran KPI.(Adt/Rul)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya