Liputan6.com, Jakarta Putri Salju menggenggam apel yang baru didapatnya dari seorang nenek tua. Sambil memutari panggung berlantai es, ia bertanya pada hadirin dalam bahasa Inggris, "Should I eat this apple?"
Seketika koor suara anak kecil menjawab pertanyaan Putri Salju. "Nooo…."
Baca Juga
Itulah salah satu adegan yang tersaji di pertunjukan Disney on Ice: Dare to Dream, Jumat (10/4/2015) siang. Penonton-penonton cilik, beserta orangtua mereka, larut dengan kisah Putri Salju yang sudah mereka hapal itu.
Advertisement
Kita tahu, sang putri lugu itu tetap menyantap apel itu. Ia seketika tak sadarkan diri, rebah di atas meja. Tujuh kurcaci berduka. Untung datang sang pangeran tampan,memberikan ciuman lalu Putri Salju bangun dari tidurnya.
Cerita Putri Salju hanya satu dari suguhan pertunjukan Disney on Ice kali ini. Ada dua cerita utama lain, Cinderella dan Rapunzel.
Pertunjukan diawali kemunculan Miki Tikus, Mini Tikus, Donal Bebek dan Gufi di sebuah keramaian pusat kota New Orleans di dekade kedua abad ke-20. Kita tahu momen itu mengingatkan kita pada film apa.
Ya, pertunjukan ini mengajak kita mengingat lagi pada film animasi Princess and the Frog (2009). Kita bisa langsung mengenali penari perempuan yang berkulit legam adalah Tiana, serta seorang pria dengan pakaian warna khaki dan topi pet adalah Pangeran Naveen.
Empat tokoh utama Disney--Miki,Mini,Gufi dan Donal—menjadi pengantar cerita. Mereka yang membawa kita menyelami kisah Putri Salju, Cinderella, dan Rapunzel.
Lantai es menjadi panggung menyuguhkan tontonan istimewa. Cerita animasi Disney yang sudah kita hapal tersaji real, terasa hidup. Menarik sekali melihat tujuh kurcaci menari di lantai es, kereta kencana dari Cinderella, serta kuda di cerita Rapunzel.
***
Salah satu ciri khas Disney adalah, memberi hiburan yang lengkap. Produk Disney tidak hanya berhenti pada film (entah animasi atau live action) bioskop jaminan sukses, tapi juga karakternya terus hidup lewat serial TV, boneka, buku cerita, bahkan handuk serta sendok-garpu.
Disney juga punya taman hiburan di beberapa kota utama di dunia. Tak cukup sampai di situ, seakan membawa tokoh-tokohnya pada mereka yang jauh dari Disneyland, Disney menyuguhkan kita pagelaran Disney on Ice. Lewat pertunjukan macam ini pecinta film-film Disney seakan melihat bentuk nyata karakter-karakter favorit mereka macam Donal Bebek, Miki Tikus, Gufi, Mini Tikus, serta Disney Princess.
Aslinya, pertunjukan Disney On Ice dimulai tahun 1981 dengan nama Walt Disney's World on Ice. Sejak 1998 namanya berganti Disney On Ice. Menurut aturannya, setiap seri pertunjukan Disney On Ice terbaru dimulai di wilayah Amerika Utara selama dua tahun. Di tahun ketiga, pertunjukan itu akan menyambangi Jepang. Di tahun ke-empat akan keliling dunia.
Pertunjukan Disney on Ice: Dare to Dream pertama debut tahun 2011. Dan memang empat tahun setelahnya, yakni 2015, menyambangi kita di Indonesia. (Sebagai info tambahan, pertunjukan Disney on Ice bertajuk Frozen debut tahun 2014. Saat ini masih keliling tur Amerika Utara. Kemungkinan mampir ke Indonesia tahun 2017.)
***
Disney Princess menjadi bagian tak terpisahkan dari Disney sejak kemunculan studio film itu di awal abad ke-20. Film panjang pertama yang dibuat Walt Disney adalah kisah Putri Salju atau Snow White tahun 1937.
Setelah itu Disney mengenalkan kita dengan Cinderella (Cinderella, 1950), Putri Aurora (Sleeping Beauty, 1959), Ariel (The Little Mermaid, 1989), Belle (Beauty and the Beast, 1991), Putri Yasmine (Aladdin, 1992), Pocahontas (Pocahontas, 1995), Mulan (Mulan, 1998), Tiana (Princess and the Frog, 2009), Rapunzel (Tangled, 2010), hingga Putri Elsa dan Anna (Frozen, 2013).
Hampir setiap anak kecil di setiap belahan dunia mengenal Disney Princess. Menjadi Disney Princess adalah juga impian banyak bocah perempuan. Itu sebabnya, saat menonton pertunjukan Disney on Ice, banyak bocah perempuan berdandan ala Putri Salju, Cinderella, Belle hingga—yang amat digemari saat ini—Putri Elsa dari Frozen.
Dari sini kita kemudian bisa memaknai “Dare to Dream” adalah ajakan kepada bocah-bocah untuk berani bermimpi dan mewujudkannya.
Dari situ kita temukan benang merah kisah-kisah Putri Disney atau Disney Princess pada hakikatnya adalah cerita tentang perempuan-perempuan yang berani bermimpi, seperti Putri Salju, Cinderella, atau Rapunzel. Disney on Ice: Dare to Dream diselenggarakan di dua tempat 9-12 April 2015 di Istora Senayan, Jakarta dan 16-19 April 2015 di ICE (Indonesia Convention and Exhibition), BSD.*** (Ade)