Syuting Film Tertunda, Zena van Steenkiste Pulang Ke Belanda

Saat akan bertolak ke Belanda, Zena didampingi ayah sekaligus manajernya, Leon Jozef Steenkiste.

oleh Aditia Saputra diperbarui 18 Nov 2015, 22:45 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2015, 22:45 WIB
Zena van Steenkiste
Zena van Steenkiste.

Liputan6.com, Jakarta Artis internasional asal Belanda, Zena van Steenkiste pulang kembali ke negara asalnya setelah filmnya 'Annemie in Buitengewesten' mengalami penundaan syuting.

Zena van Steenkiste, adalah artis asal Venlo Limburg Nederland berusia 16 tahun. Namun pemikirannya melampaui batas usianya. Ia penulis fiksi (novel), selain penyanyi dan pencipta lagu. Menguasai 6 bahasa; Belanda, Inggris, Belgia, Jerman, Indonesia, dan bahasa daerah (Surabaya Jawa Timur). Kisah hidupnya memiliki kemiripan dengan sosok Annemie, wanita yang diperankannya dalam film produksi Seni Pemersatu Jiwa dan Noemi Pictures ini.

Saat akan bertolak ke Belanda, Zena didampingi ayah sekaligus manajernya, Leon Jozef Steenkiste, dan sutradara film ‘Annemie in Buitengewesten,’ Eddie Karsito. Terkait penundaan jadwal shooting, menurut sutradara film ini karena alasan teknis.

Zena van Steenkiste

“Paling tidak kita punya waktu banyak untuk lebih mengeksplorasi dan mendalami kisah ini. Apalagi film ini kita representasikan sebagai film budaya antar bangsa (Indonesia-Belanda), multi kultur, dan film sejarah yang memiliki muatan edukatif,” kata Eddie Karsito kepada Liputan6.com baru-baru ini.

Mundurnya jadwal syuting, kata Eddie Karsito, memungkinkan jika syuting perdananya bakal dilakukan di Belanda terlebih dulu. “Ada beberapa riset yang akan kami lakukan di Belanda. Termasuk di antaranya melibatkan pergurun tinggi dan museum di sana (Belanda). Jadi dimungkinkan syuting kami mulai di kota itu (Venlo Limburg, Nederland),” terang sutradara yang juga wartawan senior, kelahiran Kisaran Asahan Sumatera Utara ini.

Cerita film ‘Annemie in Buitengewesten’ terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi pada era kolonial Belanda. Tentang orang Jawa yang menjadi buruh perkebunan di Sumatera Timur. Melahirkan peradaban baru (akulturasi budaya) menjadi ”Jawa Deli” atau ”Pujakesuma” (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Tentang cinta kasih abadi sang Noni, anak “Toean Keboen” dengan pemuda Jawa tampan, pemain Sandiwara tradisi (Ludruk), anak “koeli kontrak” di Keboen Goerah Batoe Asahan Sumatera Utara.

“Saya rasa ini adalah kisah cinta yang menakjubkan. Cerita berlangsung dalam kurun waktu yang berbeda; jaman penjajahan dan setelah Indonesia merdeka. Selama ini saya hanya mendengar cerita ini dari nenek saya di Belanda, tempat di mana saya dibesarkan. Saya memiliki ayah Belanda tetapi juga memiliki seorang ibu Indonesia, yang membuat saya tahu banyak tentang kedua negara,” tukas Zena, mengaku kisah hidupnya mirip sosok Annemie yang akan diperankannya.

Zena van Steenkiste dan Eddie Karsito

Zena mengaku sangat menikmati selama tinggal di Indonesia, khususnya di Jakarta dan di Surabaya, kota kelahiran keluarganya dari garis ibu. Waktu tersebut dimanfaatkannya untuk lebih banyak belajar tentang budaya Indonesia, khususnya Jawa.

“Beberapa bulan saya bersama Eddie Karsito dan menghabiskan seluruh hari dengannya. Dia bercerita banyak tentang film wonderful ‘Annemie.’ Dan saya tidak dapat menempatkan kata-kata betapa senangnya berhubungan dengan cerita ini. Tentang kisah luar biasa dan membiarkan saya menjadi bagian dari itu. Saya banyak belajar untuk ini. Berusaha menjadi Indonesia, berusaha menjadi Jawa,” ujar penyanyi dan penulis lagu ‘What’s Missing’ dan ‘Brave’ (music arranger Keith Martin) ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya