Beauty and the Beast, Kisah Cinta Hanya untuk Orang Cantik

Film Beauty and the Beast yang diperankan Emma Watson dianggap penuh magis. Namun, film ini juga banjir kritikan pedas. Duh, kenapa ya?

oleh Desika Pemita diperbarui 22 Nov 2016, 07:00 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2016, 07:00 WIB
Emma Watson
Emma Watson menjadi Belle dalam live action Beauty and the Beast yang akan tayang 2017 mendatang (foto: Independent.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta Film animasi Beauty and the Beast dari Disney yang tayang 1991 sukses besar. Film ini berhasil menempati posisi puncak di box office dengan pendapatan US$ 425 juta atau sekitar Rp 5,6 miliar di seluruh dunia. Film animasi ini juga membawa pulang Golden Globe.

Kesuksesannya membuat Beauty and the Beast dibuat live action. Dengan deretan pemain terkenal, seperti Emma Watson, Dan Stevans, dan Luke Evans, Beauty and the Beast disebut-sebut akan menjadi film populer.

Emma Watson (Vogue)

Beauty and the Beast yang tayang 2017 mendatang menjadi buah bibir dengan ceritanya yang magis. Buktinya, media Inggris The Guardian melaporkan, Senin (21/11/2016), trailer Beauty and the Beast paling banyak ditonton karena membuat orang penasaran.

Cuplikan Beauty and the Beast tak lama dirilis meraih 127,6 juta penonton, lebih banyak dibandingkan Fifty Shades of Grey. Film erotis itu hanya meraih 114 juta.

Belum juga dirilis, Beauty and the Beast telah mendapatkan kritik pedas dari penggemar. Laman independent menuliskan, Beauty and the Beast mengajarkan hal yang buruk, khususnya tentang kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan terhadap wanita.

Beberapa guru juga menuangkan rasa tak suka melihat trailer film tersebut. Mereka menyebutkan, Belle (Emma Watson) menjalin hubungan dengan makhluk mengerikan yang kasar.

"Memang Beast tidak menyerang Belle secara langsung, tapi tekanan dan kekerasan tampak hadir dalam hubungan itu," tulis seorang guru yang dimuat di artikel metro.co.uk.

Di film ini, Belle digambarkan sebagai wanita yang lemah. Artinya, seorang wanita yang cantik bisa mengubah perangai pria atau pasangannya. Namun saat wanita mendapatkan penganiayaan dari seorang pria, masyarakat justru akan menyalahkan dirinya sendiri.

Ada juga yang berkomentar Beauty and the Beast menggambarkan kisah cinta magis untuk orang cantik dan tampan saja. Terakhir, Beast akhirnya berubah menjadi tampan. Dengan kata lain, orang jelek tak pantas mendapatkan kebahagiaan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya