Ussy Sulistiawaty Pantang Bicara dengan Nada Tinggi ke Anak

Ussy Sulistiawaty selalu bicara dengan intonasi yang bersahabat ke anak.

oleh Zulfa Ayu Sundari diperbarui 24 Apr 2018, 17:50 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2018, 17:50 WIB
[Bintang] Ussy Sulistyawaty
Ussy Sulistyawaty (Bambang E. Ros/Bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta - Di zaman modern, orangtua dituntut untuk ekstra ketat dalam memerhatikan pergaulan anak-anaknya. Setidaknya hal ini pula yang dilakukan Ussy Sulistiawaty terhadap anak pertamanya yang sudah menginjak usia remaja, Amel.

Di usia anaknya yang ke 13 tahun, Ussy Sulistiawaty masih belum mengizinkan Amel untuk berpacaran.

Sebijak mungkin, Ussy memberi pengertian kepada sang anak mengapa dirinya masih melarang berpacaran.

"No, belum. Aku ngomong gini, 'Kak kalau ada rasa deg-degan itu namanya suka sama cowok'. Boleh aja punya rasa suka-suka, tapi enggak boleh pacaran, belum waktunya," ucap Ussy Sulistiawaty di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/4/2018).

 

Belum Dewasa

[Bintang] Ussy Sulistiawaty
(Instagram/ussypratama)

"Aku bilang sama Amel, sama anak-anak, 'Kalian belum dewasa. Bikin kita semangat belajar boleh tapi lebih dari itu jangan.' Jadi gitu sebisa mungkin aku kasih penjelasan. Biar fokus dulu sama pelajaran dan sekolahnya," lanjut Ussy Sulistiawaty.

 

Tunggu Usia Cukup

[Bintang] Ussy
Ussy. (Deki Prayoga/Bintang.com)

Lantas, apakah Ussy Sulistiawaty memiliki patokan usia soal kapan anak-anaknya diperbolehkan untuk berpacaran? Soal ini, Amel juga sempat mempertanyakan.

"Dia sempat nanya juga. Enggak ada patokan umur. Pokoknya ya nanti ketika saya rasa usianya sudah cukup. Baru diperbolehkan. Tapi enggak tahu, itu persoalan nanti. Dan dia nurut mau dengarin nasihat aku," jelas ibu empat orang anak tersebut.

 

Bersahabat

[Bintang] Ussy Sulistiawaty
Ussy Sulistiawaty bersama anak-anaknya. (Instagram/ussypratama)

Bagi Ussy Sulistyawaty, selama memberi nasihat dengan cara dan intonasi yang bersahabat, maka anak-anaknya pasti akan menerima dan mau mendengarkan tanpa merasa tersudutkan.

"Ada hal tertentu yg kita enggak harus selalu dengan nada tinggi kalau ngomong ke mereka. Bisa larangan-larang akhirnya mereka mengerti kalau kita ngomongnya juga lembut, pelan, dan kita iyain aja dulu. Tapi mereka juga tahu alasannya," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya