Nonton Lagi Ada Apa dengan Cinta? 2 di Festival Sinema Australia Indonesia

Film Ada Apa Dengan Cinta 2 ikut menjadi bagian di Festival Sinema Australia Indonesia tahun ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mar 2019, 09:40 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2019, 09:40 WIB
[Bintang] AADC 2
AADC 2 (via. aadc.com)

Liputan6.com, Jakarta - Festival Sinema Australia Indonesia kembali digelar. Di tahun keempat penyelenggaraan, film Ada Apa Dengan Cinta 2 ikut ambil bagian.

Disamping itu, film Indonesia lain yang juga akan tayang di Festival Sinema Australia Indonesia adalah film karya Kamila Andini, The Seen and Unseen.

"Saya sangat bangga di sini. Ini adalah sangat penting mengadakan festival seperti ini, terutama untuk Indonesia dan Australia. Aku sangat percaya ini sangat penting," ucap Mira Lesmana saat konferensi pers di Jakarta, baru-baru ini.

Festival ini akan dibuka dengan pemutaran perdana Ladies in Black di Indonesia. Film yang berlatarbelakang tahun 1959 ini menunjukkan awal transformasi Australia menjadi negara multikultural.

 

 

Keliling ke Sejumlah Kota

Festival Sinema Australia Kembali Digelar Keempat Kalinya
Produser film Mira Lesmana berbincang Dubes Australia untuk Indonesia Garry Quinlan foto bersama saat jumpa pers festival sinema Australia Indonesia di Jakarta, Jumat (8/3). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Disamping itu, film dokumenter tentang tentang salah satu seniman penduduk asli Australia berjudul Gurrumul juga akan ditayangkan tahun ini.

Film-film terbaik dari Indonesia dan Australia nantinya akan tayang berkeliling ke beberapa kota seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Bandung, dan Mataram.

 

Film Yang Banyak Ditonton

[Bintang] Mira Lesmana
Mira Lesmana (Adrian Putra/bintang.com)

"Bahwa film-film yang dipilih dalam festival ini sangat menarik seperti yang sudah tadi disebutkan. Terus ada juga family drama, science fiction, dokumenter. Ini juga menandakan bahwa genre yang banyak bisa menyatukan penonton," tutur Mira Lesmana.

Sementara itu, Duta Besar Australia, H.E. Mr Gary Quinlan mengatakan penyelenggaraan FSAI ini adalah bentuk kecintaan warga Australia dan Indonesia terhadap karya visual, terutama film. Film-film yang ditayangkan pun dianggap sudah memenuhi indikator film-film yang menarik untuk ditonton. "Tentu saja indikator pertama kita memilih film yang menarik banyak penonton," katanya. (Fimela.com/ Rivan Yuristiawan)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya