Liputan6.com, Jakarta - Dari pernikahannya dengan Titi Kamal pada 6 Februari 2009, Christian Sugiono dikaruniai dua momongan yakni Arjuna Zayan Sugiono (Juna) dan Kai Attar Sugiono.
Christian Sugiono menjelaskan, karakter Arjuna mirip dengannya. Kai cenderung seperti ibunya. Punya dua anak laki-laki dengan kepribadian beda membuat Christian Sugiono belajar banyak hal.
Advertisement
Baca Juga
Christian Sugiono bercerita, Arjuna di usia 4 tahun mulai terlihat tak bisa diam dan senang mengeksplorasi hal-hal baru. Dia senang bertanya apa saja termasuk isi sesuatu. “Pernah dia bertanya begini: Papa, dalamnya mobil itu apa, sih? Dalamnya matahari itu isinya apa, sih? Dalamnya tanaman itu apa sih?” beri tahu Christian Sugiono.
Juna yang kini berusia 6 tahun juga ingin tahu cara kerja sesuatu. Karena itu, Christian Sugiono mengajari Juna bermain piano dan membelikannya buku ensiklopedia.
Terlibat dalam Aktifitas Anak
“Ketika beli buah atau mainan selalu saya buka agar dia tahu isinya. Ada mainan yang kami bongkar pakai obeng lalu saya kenalkan ia pada baterai, mesin dinamo dan lain-lain,” ujarnya di Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Intinya, orang tua harus terlibat bahkan saat buah hati mereka bermain. Misalnya, saat anak menonton serial kartun, orang tua disarankan duduk di sampingnya. Bintang film Jomblo dan Catatan Akhir Sekolah mengingatkan para orang tua bahwa berada di samping si kecil saat menonton serial kartun di televisi saja tak cukup.
Advertisement
Teman Diskusi
Pikiran dan hati orang tua juga harus mengikuti serial itu. Ajak anak mengobrol dan tanyakan mana tokoh favoritnya. Itu pula yang dilakukan Christian Sugiono saat menemani si sulung.
“Misalnya dari beberapa tokoh kartun itu, Juna suka yang biru. Saya jawab, ‘Kalau Papa suka yang merah karena bisa terbang. Yang biru bisanya merayap.’ Ajak anak diskusi, perkenalkan dengan kondisi beda pendapat dan menghargai opini orang lain,” Christian menyambung.
Tidak apa-apa sesekali menjadi oposisi bagi si kecil. Dengan begitu, anak jadi percaya bahwa orang tua terlibat dalam hidupnya. Perlahan terbentuk chemistry. “Anak jadi sadar punya teman diskusi yang asyik di rumah dan tahu bahwa ayahnya peduli padanya,” pungkasnya. (Wayan Diananto)