Difitnah sebagai Penyebab Kematian Lina, Teddy Minta Nama Baiknya Dipulihkan

Sebelum hasil autopsi keluar, Teddy suami mendiang Lina merasa disudutkan, dihujat dan difitnah.

oleh Meiristica NurulZulfa Ayu Sundari diperbarui 04 Feb 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2020, 13:00 WIB
Teddy Pardiyana
Sebelum hasil autopsi keluar, Teddy suami mendiang Lina menghadapi masa sulit. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penyebab kematian Lina Jubaedah yang bergulir di Polrestabes Bandung telah menemukan titik terang. Hasil autopsi menunjukkan bahwa Lina meninggal karena mengidap sejumlah penyakit.

Namun sebelum hasil autopsi keluar, Teddy suami mendiang Lina menghadapi masa sulit. Menurutnya, banyak pihak yang menyudutkan dirinya. Padahal, Teddy sendiri adalah salah satu orang yang paling berduka atas kepergian Lina.

"Saya ini yang paling disalahkan, dihujat difitnah, menyudutkan, saya terima. Pasti Allah punya rencana baik terhadap saya," kata Teddy saat dihubungi Liputan6.com pada Selasa (4/2/2020).

 

Minta Dipulihkan Nama Baiknya

Ditawar Hingga Rp 100 Juta, Ini 5 Fakta Peci Milik Teddy Suami Lina Jubaedah
Peci Teddy suami Lina Jubaedah ditawar Rp 100 juta. (Sumber: YouTube/Indosiar)

Meski telah memaafkan orang-orang yang memandang dirinya negatif, namun Teddy tetap meminta nama baiknya dipulihkan. Ia tak ingin kasus ini berdampak buruk bagi keluarganya di masa yang akan datang.

 

Demi Anak

Ditawar Hingga Rp 100 Juta, Ini 5 Fakta Peci Milik Teddy Suami Lina Jubaedah
Peci Teddy suami Lina Jubaedah ditawar Rp 100 juta. (Sumber: Merdeka)

"Pulihkan nama baik saya untuk putri kami. Karena jejak rekam media akan susah dihapus untuk anak saya kelak," ungkap pemilik nama lengkap Teddy Paryana tersebut.

 

Tak Ingin Disalahkan

"Saya tidak mau anak saya besar nanti menyalahkan saya karena mamanya tidak ada," ia menyambung pernyataan.

 

Komplikasi

Lebih lanjut, hasil autopsi menunjukkan bahwa Lina menderita hipertensi kronis, dan luka pada selaput lendir lambung. Selain itu, ditemukan juga batu pada saluran empedu dan pembesaran pada jantung.

 

Tak Ada Kekerasan dan Racun

Dari hasil autopsi itu pula diketahui bahwa tak ada tanda-tanda kekerasan atau zat beracun dari jasad wanita yang meninggal pada 4 Januari 2020 itu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya