Perilaku Nonton Situs Bajakan di Indonesia Susut 55 Persen, Joko Anwar dan Chand Parwez Bereaksi

Riset terbaru menyebut perilaku masyarakat Indonesia menonton di situs film bajakan turun hingga 55 persen. Apa kata Joko Anwar?

oleh Wayan Diananto diperbarui 18 Jul 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2020, 06:00 WIB
Joko Anwar. (Foto: Instagram @jokoanwar)
Joko Anwar. (Foto: Instagram @jokoanwar)

Liputan6.com, Jakarta - Tidak ada sineas yang bahagia melihat filmnya diakses bebas oleh masyarakat lewat situs pembajakan, termasuk Joko Anwar dan produser Chand Parwez Servia. 

Kabar baik yang dinanti Joko Anwar dan kawan-kawan akhirnya datang. Riset terbaru YouGov yang diprakarsai Asia Video Industry Association’s Coalition Against Piracy (AVIA-CAP) menyebut perilaku masyarakat Indonesia menonton di situs bajakan turun hingga 55 persen.

Riset didukung survei YouGov berbasis analisis data lalu lintas Indonesia oleh AVIA-CAP, yang melihat jangkauan keseluruhan ke web streaming bajakan, susut 68 persen dari Agustus 2019 hingga Juni 2020. Apa kata sutradara Joko Anwar dan produser Chand Parwez?

 

Kerap Jadi Korban Pembajakan

Ilustrasi film bajakan.
Ilustrasi film bajakan.

Riset yang sama menyebut turunnya perilaku menonton situs pembajakan dipicu pemblokiran kelompok indoXXI dan 2.300 situs streaming ilegal oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi RI bersama Video Coalition of Indonesia (VCI).

Kabar melegakan ini disambut para sineas Tanah Air, Joko Anwar, misalnya. Sutradara film Pengabdi Setan dan Perempuan Tanah Jahanam ini menilai industri kreatif selalu menjadi korban pembajakan daring.

Patut Diapresiasi

Joko Anwar. (Foto: Instagram @jokoanwar)
Joko Anwar. (Foto: Instagram @jokoanwar)

Upaya pemerintah untuk memberantas pembajakan daring hal terpuji sekaligus menyemangati para pekerja seni. “Saya sangat termotivasi mengatasi masalah ini, melangkah maju, dan mendorong orang lain di industri ini bergabung dengan VCI buat menyelesaikan masalah ini bersama,” urai Joko Anwar.

Produser rumah produksi Starvision Plus sekaligus Ketua Asosiasi Perusahaan Film Indonesia, Chand Parwez Servia, menilai upaya menutup situs pembajakan paling terkenal ini patut diapresiasi.

Paparan Kegiatan Ilegal

Chand Parwez Servia
Chand Parwez Servia saat mengumumkan kompetisi tari via aplikasi Tiktok di Jakarta, awal Maret 2020.

“Kami akan terus mendukung Kemenkominfo dalam melindungi masyarakat dari paparan kegiatan ilegal sekaligus melindungi hak-hak pembuat konten,” beber produser film Dua Garis Biru dan Cek Toko Sebelah.

Sementara itu, Manajer Umum Coalition Against Piracy AVIA mengingatkan, “Konsumen yang mengakses situs streaming bajakan tak hanya mendanai kelompok kejahatan, tapi juga membuang waktu dan uang saat saluran serta situs web berhenti bekerja.”

Ambil Tindakan Tegas

Ilustrasi bioskop. (Foto: atas perkenan Deri Irawan Cinema XXI)
Ilustrasi bioskop. (Foto: atas perkenan Deri Irawan Cinema XXI)

Apresiasi juga datang dari Vice President, Content Business EMTEK, Hendy Lim. “Sudah waktunya semua pihak maju dan mengambil tindakan tegas terhadap pembajakan yang merugikan industri media melebihi yang kita bayangkan,” ia berpendapat.

“Bukan hanya kerugian bagi pendapatan perusahaan, tapi juga kerugian pajak, pekerjaan yang hilang, dan sebagainya,” tutur Hendy Lim lewat siaran pers yang diterima Showbiz Liputan6.com, Jumat (17/7/2020).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya