Austin Nicola Ardisaputra Bawa Harum Nama Indonesia

Austin Nicola Ardisaputra melakukan penelitian perihal antariksa

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jul 2020, 22:14 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2020, 13:20 WIB
Austin Nicola Ardisaputra
Austin Nicola Ardisaputra

Liputan6.com, Jakarta Austin Nicola Ardisaputra membawa harum nama Indonesia dengan melakukan penelitian perihal antariksa. Austin yang saat ini berumur 17 tahun dan masih duduk di bangku SMA Raffles Christian School Kelapa Gading, Jakarta Utara, bakal melanjutkan kuliah di Amerika Serikat, dengan mengambil jurusan Physics.

Austin Nicola Ardisaputra bakal menyusul nama astronot wanita pertama asal Indonesia bahkan Asia, Pratiwi Sudarmono yang berhasil lolos seleksi NASA dengan berbagai prestasi yang menyertainya.

“Saat hendak ada peluncuran roket SpaceX dari NASA, saya dapat ide untuk mempelajari roket dan akhirnya membuat makalah tentang program luar angkasa Indonesia,” tutur Austin Nicola Ardisaputra, Jumat (17/7/2020).

Remaja yang menyukai pelajaran fisika ini mengambil penelitian berjudul 'Indonesia's Future Space Program And The Ideal rocket Propellant'.

“Saat ini di Indonesia sedang membuat lapangan kapal angkasa pertama di Biak, Papua dan katanya menurut Ketua LAPAN, Indonesia sudah bisa membuat satelit sendiri dan target berikutnya adalah meluncurkan roket dari Indonesia untuk menarik satelit di luar angkasa,” ujar Austin.

 

Luar Angkasa

Austin Nicola Ardisaputra
Austin Nicola Ardisaputra

Putera pasangan Krisantus dan Betty ini mengatakan dalam penelitiannya dijelaskan perihal kebutuhan program luar angkasa, melakukan kalkulasi tentang kebutuhan bahan bakar dan pilihan yang terbaik, ada perhitungan berat dan ukuran roket. 

"Selain itu perhitungan untuk pilihan orbit yang sebaiknya ditujukan, detail seperti lokasi peluncuran mempengaruhi perhitungan yang dilakukan dan juga menggunakan rumus fisika berkaitan roket dari NASA dan Spacex,"urainya.

 

Perbandingan

Tak hanya itu, Austin juga sudah merumuskan dengan matang perbandingan contoh roket yang telah diluncurkan dari bermacam negara seperti Rusia dan Amerika Serikat. 

"Program luar angkasa dari negara lain, seperti Sputnik di Russia, menggunakan waktu hanya sekitar 3 atau tahun, Indonesia juga berkemungkinan besar bisa menjalankan program seperti itu dalam waktu kurang lebih yang sama," tandas Austin Nicola Ardisaputra.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya