Liputan6.com, Jakarta - Film pendek Tilik karya sineas Wahyu Agung Prasetyo melahirkan tokoh ikonis Bu Tejo yang diperankan aktris Siti Fauziah. Saking ikonis, wajah Bu Tejo menghiasi meme kreasi warganet hingga instansi pemerintah.
Hingga artikel ini disusun, film Tilik yang dipublikasikan kanal YouTube Ravacana Films sejak 17 Agustus 2020 ditonton hampir 8 juta kali. Bu Tejo masih santer dibahas.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com lewat sambungan telepon, aktris Siti Fauziah berbagi cerita soal bagaimana menjelma menjadi Bu Tejo dan apa motivasi kejulidannya.
Awalnya Bukan Bu Tejo
“Prosesnya, pihak rumah produksi Ravacana Films menghubungi saya untuk syuting Tilik tapi peran yang diberikan ke saya waktu itu bukan Bu Tejo melainkan Tri,” Siti Fauziah mengenang kali pertama terlibat Tilik.
Lalu peran Bu Tejo jatuh ke tangannya. Kali pertama menerima naskah, ia menganalisis perilaku Bu Tejo dan memetakan hubungan perempuan penggosip ini dengan para tetangga di bak truk.
Advertisement
Kondisi Kejiwaan Bu Tejo
“Termasuk bagaimana kondisi psikologi dan latar belakang keluarga Bu Tejo. Saya telaah lalu presentasikan kepada sutradara. Setelah itu sutradara memberi arahan,” urai Siti Fauziah, pada Sabtu (22/8/2020).
Kini Bu Tejo sangat populer. Bahkan orang lebih mengenal Bu Tejo ketimbang nama Siti Fauziah sendiri. Ia tak masalah. Itu artinya, aktingnya berhasil menyihir penonton. Banyak yang jadi kesal dengan Bu Tejo dan tak habis pikir mengapa ia sejahat itu pada Dian.
Sehari Tak Bergosip Rasanya...
Belum tiga menit film bergulir, Bu Tejo sudah terang-terangan menyerang Dian. “Orang mungkin berpikir Bu Tejo itu kalau sehari enggak bergosip rasanya ada yang kurang. Bagi saya Bu Tejo tak sesederhana itu,” Siti Fauziah mengingatkan.
Kekayaan yang didapat Bu Tejo dan suami yang bekerja sebagai pemborong proyek adalah hasil kerja keras. “Bu Tejo kerja keras dengan suami demi mendapat kesuksesan dan kekayaan ini. Di sisi lain, ada orang yang baru sebentar bekerja sudah bisa beli ini itu, yakni Dian,” Siti mengulas.
Advertisement
Ya Allah, Nggilani...
Ada rasa tak terima dan kecemburuan sosial yang tumbuh di benak Bu Tejo. Itu ditindaklanjuti dengan kecurigaan, prasangka, dan bermuara pada gibah yang disebar. Itu yang terjadi di film Tilik.
“Saya mempresentasikannya seperti itu. Jujur kali pertama melihat diri saya sendiri sebagai Bu tejo di film saya malu. Saya menceletuk: Ya Allah nggilani (jijik -red) banget. Mulutnya itu loh, lentur banget!” selorohnya.