Darren Aronofsky Ungkap Black Swan Ditolak di Mana-Mana, tapi Akhirnya Sukses Besar

Darren Aronofsky mengatakan, saat itu investor film berpendapat horor dan balet sulit disatukan.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 30 Nov 2020, 18:20 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2020, 18:20 WIB
Poster film Black Swan (Fox Searchlight Pictures)
Darren Aronofsky mengatakan, saat itu investor film berpendapat horor dan balet sulit disatukan. (Fox Searchlight Pictures)

Liputan6.com, Jakarta Satu dekade lalu, film Black Swan karya Darren Aronofsky menjadi perbincangan hangat para pecinta film. Akting Natalie Portman sebagai balerina yang tak bisa memisahkan halusinasi dengan dunia nyata, bahkan diganjar dengan Piala Oscar sebagai Aktris Terbaik. 

Dalam acara Mola Living Live, yang digelar baru-baru ini, Darren Aronofsky sempat berbincang bersama dua sineas Indonesia, Timo Tjahjanto dan Rayya Makarim, tentang filmnya ini. 

Rupanya sutradara Noah ini kesulitan mendapat lampu hijau dari investor untuk filmnya yang satu ini. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Di Antara Genre

Timo Tjahjanto dan Darren Aronofsky dalam acara Mola Living Live. (Foto oleh: Mola TV)
Timo Tjahjanto dan Darren Aronofsky dalam acara Mola Living Live. (Foto oleh: Mola TV)

Awalnya, Darren Aronofsky membicarakan soal karya-karyanya yang tidak berada di satu "kotak" saja. Ia misalnya memiliki film kolosal Noah, Requeim for a Dream yang bergenre drama, hingga mother! yang bernuansa horor-psikologis.

"Menurutku semua film yang kubuat, tidak bisa dimasukkan dalam satu genre saja," tuturnya, seperti terlihat dalam hasil wawancara yang masih bisa diakses di platform Mola TV. Dalam film Noah misalnya, ia tidak hanya bercerita tentang film yang diangkat dari kisah Alkitab, tapi juga mencoba menghadirkan drama keluarga. 

Hal ini rupanya punya risiko tersendiri. 

"Kurasa aku selalu berada di antara beberapa genre sehingga kadang sulit bagiku untuk menjangkau seorang penonton, dan mereka sulit mengerti (karyaku)," kata dia lagi. 


Balet dan Horor

Adegan dalam Black Swan.  (Fox Searchlight Pictures)
Adegan dalam Black Swan. (Fox Searchlight Pictures)

Ia lantas mencontohkan Black Swan. "Aku benar-benar merasa Black Swan adalah film horor, walaupun tidak berada di kategori yang sama dengan film horor kebanyakan, karena di dalamnya ada drama psikologis, juga dance movie," kata dia.

Karena hal inilah, ia jadi sulit menawarkannya kepada investor. "Salah satu kritik yang kuterima, adalah penggemar balet tak suka horor, dan penggemar horor tak suka balet," kata dia.

 

 


Dilewatkan

Darren Aronofsky dalam acara Mola Living Live. (Foto oleh: Mola TV)
Darren Aronofsky dalam acara Mola Living Live. (Foto oleh: Mola TV)

Meski berkali-kali mendapat penolakan, Darren Aronofsky maju terus.

Ia mengatakan, "Tidak ada yang mau membuatnya dan semua orang di industri ini melewatkannya. Namun pada akhirnya kami berhasil mencari cara untuk membuatnya."

Karena dana yang terkumpul tak seberapa, Darren mengaku Black Swan cukup sulit untuk dikerjakan. 


Sukses Besar

Namun pada akhirnya kerja keras ini terbayar. Berdasarkan data dari Box Office Mojo, dengan modal "hanya" US$13 juta, film ini meraih pendapatan mencapai US$ 329 juta. 

Tak hanya secara finansial, Black Swan juga mendapat pengakuan kritikus. Film ini juga mendapat nominasi Oscar 2011 untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Sinematografi Terbaik, dan Penyuntingan Film Terbaik. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya