Tommy Kurniawan Komentari Sewa Pesawat Bombardier CRJ 1.000 Garuda Indonesia

Tommy Kurniawan mendukung kebijakan Kementrian BUMN.

oleh Aditia Saputra diperbarui 11 Feb 2021, 19:47 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2021, 15:50 WIB
Tommy Kurniawan
Tommy Kurniawan

Liputan6.com, Jakarta Anggota DPR dari PKB, Tommy Kurniawan mengapresiasi penuh langkah tegas Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta Garuda Indonesia untuk memutus kontrak secara sepihak penyewaan 12 pesawat Bombardier CRJ 1.000 dengan Nordic Aviation Capital (NAC). Keputusan tersebut dinilai sangat tepat untuk menekan kerugian yang begitu besar di maskapai kebanggaan Tanah Air itu.  

Tommy Kurniawan mengatakan, secara hitungan sangat tidak sehat untuk keuangan Garuda Indonesia yang  selama 7 tahun kontrak (Hingga 2027), maskapai ini harus membayar beban sewa sebesar US$ 27 juta per tahun atau sekitar Rp376,91 miliar. Belum lagi biaya perawatan yang sangat tinggi (Mahal) yang menjadi beban besar keuangan Garuda Indonesia. 

“Sangat tepat apa yang dilakukan oleh Menteri BUMN untuk meminta maskapai Garuda Indonesia memutus kontrak sewa 12 pesawat Bombardier CRJ 1.000. Saya mendukung penuh langkah ini demi menyelamatkan keuangan Garuda Indonesia, terlebih lagi di masa pandemi yang saat ini sedang mengalami krisis,” ujar anggota Komisi VI DPR RI, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/2/2021). 

 

Biaya Tinggi

Tommy Kurniawan
Tommy Kurniawan

“Biaya sewanya sangat tinggi sekali hingga US$ 27 juta per tahunnya. Ini sekitar 376,91 Miliar rupiah. Belum ditambah biaya perawatan yang juga sangat tinggi. Saya rasa, sudah tepat untuk langsung memutus kerjasama ini. Jangan sampai negara rugi besar akibat kontrak pesawat ini, termasuk juga demi menyelamatkan keuangan Garuda Indonesia,” sambung Tommy Kurniawan.

 

Mendukung

Tommy Kurniawan
Tommy Kurniawan saat memimpin kepengurusan Garda Bangsa

Ketua DKN Garda Bangsa ini memastikan, akan mendukung penuh Garuda Indonesia untuk melaksanakan pemutusan kontrak tersebut sesegera mungkin. Di tengah krisis pendemi ini mengambil langkah efisiensi sangat penting, terlebih lagi untuk penyelamatan aset negara dari kerugian yang lebih besar.  

“Kita semua tentu ingin Garuda Indonesia terus eksis dan stabil dalam hal keuangan. Karena itu kita mendukung pemutusan kontrak ini demi menyelamatkan keuangan negara dan keuangan maskapai bangsa Indonesia ini. Pemutusan kontrak itu merupakan langkah efisiensi yang sangat tepat,” tandas Tommy Kurniawan. 

 

Mengakhiri Kontrak

Seperti diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir mengambil langkah tegas dengan meminta direksi Garuda Indonesia untuk  memutus atau mengakhiri kontrak sewa pesawat Bombardier CRJ 1.000 dengan Nordic Aviation Capital (NAC) yang digunakan Garuda Indonesia per 1 Februari 2021 lalu. Perjanjian sendiri harusnya berakhir pada tahun 2027 mendatang. Erick juga memutuskan untuk mengembalikan  12 pesawat Bombardier CRJ 1.000 itu ke Nordic Aviation Capital (NAC).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya