Liputan6.com, Jakarta Gus Miftah bertandang ke Jawa Tengah untuk menyempatkan diri bersilaturahmi dengan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono. Sang kepala daerah sempat viral karena keputusannya yang mengundang banyak reaksi di masa pandemi Covid-19.
Budhi Sarwono pernah mengeluarkan pernyataan jika warganya boleh menggelar kegiatan yang mengumpulkan massa. Padahal, kegiatan ini dilarang di masa penyebaran virus corona yang kian meningkat di sejumlah kawasan di Indonesia.
Budhi Sarwono yang lahir pada 27 November 1962 dengan nama Kho Wing Chin atau Wing Tjien diajak bicara panjang lebar oleh Gus Miftah. Terungkap sejumlah kisah menarik dari sosok lelaki yang menjalani kesempatan hidupnya untuk bertaubat dan menjadi pelayan rakyat.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Â
Perjalanan Organisasi
Sebelum menjadi Bupati, Budhi Sarwono pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Kabupaten PSSI Banjarnegara.
Ia juga pernah didapuk sebagai Ketua Umum Asosiasi Aspal Beton Indonesia Jateng, sekaligus pemilik PT Bumirejo Banjarnegara yang bergerak dalam bidang konstruksi. Sebelum menjadi Bupati, Budhi Sarwono merupakan Dewan Penasehat Gapensi Banjarnegara dan Ketua DPP PITI Indonesia.
Â
Advertisement
Pandangan Bijak
Saat bicara dengan Budhi Sarwono, Gus Miftah memberikan pandangan bijak mengenai perjalanan hidup sang kepala daerah.
"Ketika di malam hari kamu melihat seseorang berbuat maksiat jangan pernah katakan dia ahli maksiat, karena bisa jadi malam itu dia sudah bertaubat tapi mata kamu tidak melihat," kata dia di program Ngobrol Bareng Gus Miftah bersama Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono yang ditayangkan pukul 21.00 WIB di iNews
Â
Â
Â
Â
Bupati Viral
Gus Miftah menggali lebih dalam mengenai sosok kepala daerah yang belakangan mencuri perhatian karena mengeluarkan pernyataan jika warganya boleh menggelar kegiatan yang mengumpulkan massa.
Ternyata bukan hanya sekali pernyataan Budhi menjadi sorotan masyarakat. Ia juga sempat viral karena mengunggah slip gajinya ke akun resmi Instagram Kabupaten Banjarnegara @kabupatenbanjarnegara.
Â
Â
Advertisement
Perjalanan Spiritual
Sebelum menjadi bupati, ia mengaku pernah menjadi bandar narkoba dan kepala pengepul ekstasi di daerahnya. “Dulu saya kepala pengepul pil atau mungkin bisa dibilang bandar ekstasi. Saya mengedarkan narkoba itu sejak tahun 1993 hingga berhenti di tahun 1998," ungkapnya kepada Gus Miftah.
Suatu ketika, usai menikmati obat terlarang itu Budhi over dosis dan dinyatakan meninggal. Tubuh dinginnya telah terikat dan disimpan di kamar jenazah rumah sakit. Tak disangka ia mengalami perjalanan spiritual saat mati suri dan kembali hidup. Dia mendapatkan hidayah dan akhirnya menjadi mualaf.
Â