Kata-Kata Paling Memilukan dari Lirik Lagu Adele di Album 25

Liputan6.com, Jakarta - Adele baru saja merilis single bertajuk Easy On Me bagian dari album barunya yang akan datang, 30. Lagu yang baru rilis Jumat, 15 Oktober 2021 ini berisikan kata-kata sedih dan menyayat hati dalam liriknya.

Tipikal Adele. Dirinya telah menciptakan lagu-lagu yang sangat mengena secara melodi ataupun lirik lagu. Membuat semua pendengar yang tengah galau seakan merasa terwakilkan dengan kata-kata emosional dalam lagunya.

Ditambah dengan ciri khas vokalnya yang kuat seolah-olah mengajak pendengar untuk merasakan emosi yang ingin dia sampaikan.

Mungkin Easy On Me sedang berada dalam daftar dengar berulang Anda, tetapi beberapa lagu galau Adele berikut ini mungkin bisa ditambahkan dalam daftar. Berikut adalah daftar lagu Adele dari album 25 yang berisikan kata-kata paling memilukan versi Liputan6.com.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Hello from the other side

I must've called a thousand times

To tell you I'm sorry for everything that I've done

But when I call you never seem to be home

(Halo dari sisi lain / Saya pasti sudah menelepon ribuan kali / Untuk memberi tahu Anda bahwa saya minta maaf atas semua yang telah saya lakukan / Tapi ketika saya menelepon Anda sepertinya tidak pernah ada di rumah)

Dari lirik ini dijelaskan bahwa Adele sedang mencoba untuk menebus kesalahan, tetapi tidak pernah didengar/diindahkan oleh pasangannya.

When the pain cuts you deep

When the night keeps you from sleeping

Just look and you will see

That I will be your remedy

(Saat rasa sakit melukaimu / Saat malam membuatmu tidak bisa tidur / Lihat saja dan kamu akan melihat / Bahwa aku akan menjadi obatmu)

Dalam bagian chorus Remedy dijelaskan bahwa Adele akan selalu ada untuk pasangannya. Adele siap dalam situasi apapun termasuk saat sakit, saat tidak bisa tidur, Adele hadir menjadi 'obat'.

But if by chance you're here alone

Can I have a moment

Before I go?

Cause I've been by myself all night long

Hoping you're someone I used to know

(Tapi jika kebetulan kamu di sini sendirian / Bisakah aku punya waktu sebentar / Sebelum aku pergi? / Karena aku sendirian sepanjang malam / Berharap kamu seseorang yang dulu aku kenal)

Dalam When We Were Young, Adele secara khusus berdamai dengan satu teman. Hubungan mereka tampaknya telah berakhir dengan buruk dan tidak dijelaskan apakah hubungan yang dimaksud itu hubungan romantis atau jenis hubungan lainnya, jadi ada banyak ruang untuk interpretasi.

Mungkin saja seseorang yang Adele temui di acara reuni sekolahnya.

Take your eyes off me so I can leave

I'm far too ashamed to do it with you watching me

This is never ending, we have been here before

But I can't stay this time cause I don't love you anymore

(Lepaskan pandanganmu dariku agar aku bisa pergi / Aku terlalu malu untuk melakukannya dengan kamu melihatku / Ini tidak pernah berakhir, kita pernah di sini sebelumnya / Tapi aku tidak bisa tinggal kali ini karena aku tidak aku tidak mencintaimu lagi)

Pada verse 1 diceritakan bahwa Adele ingin meninggalkan hubungan ini, tetapi hatinya masih menariknya kembali ke orang ini. Sebagian dari dirinya berpikir mungkin ia tidak boleh pergi. Keputusan ini bukan untuk pertama kali pernah tepikir olehnya.

Pada akhirnya, keputusannya yang bulat dengan menyatakan bahwa cintanya kepada orang tersebut telah hilang. Kenyataan memang tidak seromantis itu.

I wish I could live a little more

Look up to the sky, not just the floor

I feel like my life is flashing by

And all I can do is watch and cry

(Saya berharap saya bisa hidup lebih lama / Menatap ke langit, bukan hanya lantai / Saya merasa hidup saya berkedip / Dan yang bisa saya lakukan hanyalah menonton dan menangis)

Bagian ini menceritakan bahwa Adele hanya ingin hidup sedikit lama dan bisa bermimpi lagi seperti saat dirinya masih kecil. Tapi, sebaliknya hidup terus berjalan, atau dalam lagu ini dideskripsikan dengan 'berkedip'. Lalu, dirinya hanya bisa menangis sambil melihatnya berlalu, tak berdaya untuk menghentikannya.

Mengutip dari laman Pop Song Professor, dalam sebuah wawancara dengan Rolling Stone, Adele menjelaskan bahwa dia tidak akan pernah sendiri lagi, dia sekarang adalah seorang ibu dan berada dalam hubungan yang serius. Hidupnya bukan hanya tentang dirinya seorang lagi, tetapi dia tidak menyesalinya.

Walaupun begitu, ia merasa bahwa hidup ini berjalan terlalu cepat. Dirinya masih ingin pergi keluar dan bermain-main.

If this is my last night with you

Hold me like I'm more than just a friend

Give me a memory I can use

Take me by the hand while we do what lovers do

It matters how this ends

Cause what if I never love again?

(Jika ini adalah malam terakhirku bersamamu / Peluk aku seperti aku lebih dari sekedar teman / Beri aku kenangan yang bisa kugunakan / Pegang tanganku saat kita melakukan apa yang dilakukan kekasih / Penting bagaimana ini berakhir / Karena bagaimana jika aku tidak pernah mencintai lagi?)

Bagian chorus berisikan permohonan agar Adele dan pasangannya bisa tinggal sedikit lebih lama karena esok hari, mereka hanya akan menjadi teman. Kenyamanan emosional yang ada di antara mereka berdua hanya bisa dinikmati malam ini.

Meskipun terdengar sangat intim, tetapi ini tidak diinterpretasikan sebagai hubungan seks, melainkan keinginan untuk menggambar kenangan yang baik tentang orang itu.

If you're gonna let me down, let me down gently

Don't pretend that you don't want me

Our love ain't water under the bridge

(Jika Anda akan mengecewakan saya, biarkan saya kecewa dengan perlahan / Jangan berpura-pura bahwa Anda tidak menginginkan saya / Cinta kita bukan air di bawah jembatan)

Lagu ini mungkin cocok didengar untuk orang yang sedang menjalani hubungan tanpa restu. Bercerita tentang mereka yang tidak bisa bersatu.

Adele tahu apa yang akan terjadi, yaitu dia akan putus dan dia tidak ingin itu menjadi menyakitkan. Dia masih ingin menginginkannya dan meminta untuk tidak berpura-pura. Air di bawah jembatan merujuk pada kepura-puraan ini.

Penulis: Anastasia Merlinda