Liputan6.com, Jakarta Setelah hampir 4 tahun, pemeran Black Manta Yahya Abdul-Mateen II memberikan opini jujurnya mengenai proses bekerja di Aquaman (2018). Dia menyebut berakting di film Aquaman seperti “pekerjaan badut."
Dalam wawancaranya dengan Vulture, ia diminta membandingkan proses pekerjaannya di film superhero Aquaman dengan proses pekerjaannya di Topdog/Underdog, drama karya Susan-Lori Paris pemenang Pulitzer.
“Kadang kau harus tau terlibat dengan jenis film dan genre apa. Film seperti Aquaman, itu pekerjaan badut (ringan). Aquaman bukanlah The Trial of the Chicago 7,” jawabnya. Perlu diketahui bahwa Yahya berperan sebagai Boong Seale dalam The Trial of the Chicago 7 (2020). Bersama pemeran lainnya, dia mendapatkan penghargaan Outstanding Performance by a Cast in a Motion Picture dalam Screen Actors Guild Awards.
Advertisement
“Agar dapat bertahan dan sukses (di dunia akting), kau harus memainkan permainan seperti itu (berperan di berbagai jenis film) dan menjadi licik ketika ingin mengejutkan para penonton, sutradara, atau bahkan dirimu sendiri dengan sesuatu seperti “Wow, aku tidak berpikir akan melihat hal benuansa Chekhovian (sesuatu yang membangkitkan rasa introspeksi dan frustasi), August Wilson (penyair teater kulit hitam Amerika) dan Aquaman, tapi aku melihatnya” jelasnya.
Yahya ingin menyampaikan bahwa menurutnya untuk dapat bekerja di berbagai jenis film dan genre itu penting dan memiliki manfaatnya.
Baca Juga
Meredakan Suasana
Saat komentarnya diterima dengan buruk oleh para penggemar Aquaman dan penggemar umum comic book movie, Yahya pun mengunggah foto di twitter untuk meredakan suasana.
Foto itu menampilkan dirinya yang memakai bola merah di hidungnya agar terlihat seperti badut, merujuk pada komentarnya tentang "pekerjaan badut" di Aquaman sebelumnya.
“Tergiur untuk memberikan klarifikasi, tapi tidak ada kesenangan di situ. Alih-alih, ini foto saya dalam perjalanan untuk bekerja (syuting) di (film) Trial of (the) Chicago 7. Melihat sesuatu? (emot lingkaran merah, merujuk pada bola merah di hidungnya) Aquaman di bioskop Desember 2023! #justiceforclowns (keadilan untuk badut),” tulisnya di caption foto tersebut.
Advertisement
Sutradara vs. Film Superhero
Terlepas dari maksudnya, komentar Yahya mengenai “pekerjaan badut” ini mengingatkan kembali tanggapan para sutradara besar dunia terhadap film-film superhero.
Martin Scorsese dalam wawancaranya dengan Empire Magazine menyebut film MCU seperti taman bermain.
“Sejujurnya, hal terdekat yang bisa aku pikirkan tentang mereka (film MCU), yang dibuat apa adanya, dengan para aktor melakukan usaha terbaik mereka di situasi itu, adalah taman bermain,” ungkap Martin.
Lalu kepada France 24, Francis Ford Coppola, sutradara trilogi The Godfather, mendukung pernyataan teman lamanya itu.
“Saat Martin Scorsese menyebut (film) Marvel Pictures bukanlah cinema (film berbobot), dia benar. Karena kita berharap mendapatkan suatu pelajaran saat menonton cinema, kita berharap mendapatkan sesuatu, seperti pencerahan, pengetahuan, (atau) inspirasi,” ujar Francis.
Aquaman and the Lost Kingdom
Aquaman dirilis pada Desember tahun 2018 silam. Film ini disutradarai oleh James Wan (Saw, Furious 7, The Conjuring). Film ini bercerita tentang Arthur Curry/Aquaman (Jadon Momoa) yang berusaha menghentikan King Orm (Patrick Wilson) menghancurkan dunia manusia di darat. Selain King Orm, dia juga harus melawan penjahat lain yakni Black Manta (Yahya Abdul-Mateen II).
Film Aquaman pertama berhasil menembus angka 1 milyar dolar dan menjadi film superhero terlaris dari DC. Karena kesuksesan ini, cerita Aquaman pun berlanjut dalam sequel berjudul Aquaman and the Lost Kingdom.
Awalnya film ini akan dirilis pada tanggal 17 Maret 2023, namun sekarang diundur menjadi tanggal 25 Desember 2023. Film ini akan menjadi salah satu dari beberapa film superhero yang dijadwalkan tayang pada 2023.
Advertisement