Resensi Film Wandering: 3 Insan Bermasa Lalu Suram dalam Lingkaran Cinta, Visual Puitis Sekaligus Muram

Wandering dibintangi Suzu Hirose, Tori Matsuzaka serta aktor tampan Ryusei Yokohama. Diadaptasi dari novel karya Yuu Nagira, inilah resensi film Wandering.

oleh Wayan Diananto diperbarui 20 Nov 2022, 22:00 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2022, 22:00 WIB
Poster film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)
Poster film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)

Liputan6.com, Jakarta Wandering atau The Wandering Moon adalah karya sineas Sang Il Lee didasari novel buatan Yuu Nagira. Tidak tayang di bioskop, film ini bisa Anda akses secara legal lewat platform streaming KlikFilm.

Mempertemukan tiga bintang segar yakni Suzu Hirose, Tori Matsuzaka, serta Ryusei Yokohama, Wandering sebenarnya telah rilis di negara asalnya pada Mei 2022. Ia kebanjiran kritik positif dari pemerhati film.

Mereka yang berada di balik film Wandering bukan seniman kemarin sore. Tata musik dipoles Marihiko Hara. Sinematografinya digarap Hong Kyung Pyo yang mendunia bersama Parasite, film terbaik Oscar 2020.

Bagi yang rajin menonton film-film produksi Jepang bergenre drama tentu sudah hafal dengan ritme cerita mellow plus penuturan serbadetail. Berikut resensi film Wandering.

 

19 Tahun dan 10 Tahun

Tamaki Shiratori sebagai Sarasa cilik dalam film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)
Tamaki Shiratori sebagai Sarasa cilik dalam film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)

Pria berusia 19 tahun, Fumi Saeki (Tori Matsuzaka) bertemu Sarasa Kanai (Tamaki Shiratori) yang tak berani pulang, di taman. Hujan turun dengan deras. Fumi menudungi Sarasa dengan payung lalu menawarkan berteduh di rumahnya. Interaksi keduanya kian intens.

Sarasa bermalam di rumah Fumi berhari-hari. Bocah perempuan ini memiliki latar belakang kelam. Ayahnya meninggal diduga akibat kanker. Ibunya main gila dengan laki-laki lain. Sarasa lantas dititipkan ke bibi, yang menganggapnya sebagai beban baru.

Setali tiga uang, Fumi yang berasal dari keluarga mapan memilih hidup mandiri setelah ibunya, Otoha (Yayako Uchida) menganggapnya produk gagal. Pria dewasa tinggal dengan gadis di bawah umur bukan tanpa risiko.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Insiden di Danau

Fumi Saeki diperankan Tori Matsuzaka dalam film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)
Fumi Saeki diperankan Tori Matsuzaka dalam film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)

Suatu hari, saat bermain di danau, polisi menangkap Fumi. Sarasa dikembalikan ke keluarga. Perpisahan ini berlangsung dramatis. Fumi diseret ke pengadilan dengan tuduhan sebagai pedofil.

Kini, 15 tahun berlalu. Sarasa (Suzu Hirose) yang bekerja di restoran siap menikah dengan anak orang kaya, Ryo (Ryusei Yokohama). Suatu malam, Sarasa diajak rekan kerjanya, Kanako (Shuri) ngopi di sebuah kedai dengan suasana tak biasa.

Tertarik, keduanya ngopi bareng. Alangkah syok Sarasa mengetahui pemilik kedai adalah Fumi, yang kini tak mengenalinya. Penasaran, Sarasa menyelidiki pria dari masa lalu tersebut. Yang ini pun bukan tanpa risiko.

 

Penokohan Yang Dibangun

Suzu Hirose sebagai Sarasa dewasa dalam film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)
Suzu Hirose sebagai Sarasa dewasa dalam film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)

Penokohan yang dibangun dengan alur maju mundur efektif mengunci atensi penonton. Pasalnya, Wandering tipe film yang tak menjelaskan siapa protagonis dan antagonis. Masa lalu tokoh seperti formasi kulit bawang. Tipis. Rentan robek. Berlapis.

Makin dikuliti, makin mata tak bisa menahan tangis. Pasalnya, Wandering adalah pertemuan orang-orang dengan hidup kelam. Bahkan Ryo yang mentereng pun tak kalah kelam. Kanako yang “hore” banget ternyata single parent dan memilih enjoy dengan jalan yang ekstrem.

 

Orang-orang

Salah satu adegan film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)
Salah satu adegan film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)

Pertemuan orang-orang pahit ini menciptakan bom waktu yang siap meledak di babak akhir. Alur film ini lambat namun detail. Perkara naik tangga hingga menunduk saja, dibingkai dengan teliti dan diberi waktu untuk membangun mood.

Saing Il Lee membuat intisari dunia Wandering lewat sinematografi yang cenderung remang-remang kalau tak mau dibilang gelap. Siang dibuat murung karena mendung. Senja tak pernah muncul dengan lanskap surya terbenam. Benderang hanya muncul sekelebat.

 

Perihal Citra dan Visual

Salah satu adegan film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)
Salah satu adegan film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)

Citra yang didapat dari visual macam ini adalah puitis cenderung pedih. Kondisi ini memaksa penonton yang terbiasa dengan alur sat-set belajar peduli pada para tokoh. Teknik ini berhasil. Pasalnya, audiens diposisikan tak 100 persen mengenal karakter.

Bahkan, 15 menit sebelum cerita berakhir pun, penonton baru tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Fumi. Anda ditempatkan sebagai saksi kunci. Orang-orang di sekitar tokoh utama malah tidak tahu detail kejadian. Inilah tugas berat Anda.

 

Lepaskan Beban Hidup

Poster film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)
Poster film Wandering. (Foto: Dok. Uno. Films/ Gaga Corporation)

Menariknya film ini, Yuu Nagira dan Sang Il Lee tak memihak pada tokoh-tokoh kunci dalam Wandering. Mereka objektif dengan tak membenarkan (dugaan) pedofil. 

Tetap memihak pada cinta seraya berempati pada kondisi psikis ketiga tokoh utama. Di ujung, Sang Il Lee membiarkan para tokoh melepas beban hidup karena pada dasarnya setiap insan berhak bahagia dengan cara masing-masing.

Wandering adalah ibadah pengembaraan memaknai disfungsi keluarga, getirnya hidup, rumitnya cinta, pengenalan diri, pengejaran kebahagiaan, dan paling penting: sikap tegas menolak segala bentuk kekerasan.

 

 

 

Pemain: Suzu Hirose, Tori Matsuzaka, Ryusei Yokohama, Tamaki Shiratori, Yayako Uchida, Shuri

Produser: Hiromi Honoki

Sutradara: Saing Il Lee

Penulis: Yuu Nagira, Sang Il Lee

Produksi: Uno. Films, Gaga Corporation

Durasi: 2 jam, 30 menit

 

Infografis Film Bertema Masa Depan Bumi
Infografis film dengan tema kehancuran bumi di masa depan (Triyasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya