Desy Ratnasari Ikut Dukung Gerakan Sensor Mandiri yang Dicanangkan LSF

Desy Ratnasari turut hadir dalam acara penandatanganan nota kesepakatan bersama antara LSF dan beberapa mitra kerja yang diselenggarakan pada Selasa (20/12/2022) di Century Park Hotel.

oleh Surya Hadiansyah diperbarui 20 Des 2022, 19:20 WIB
Diterbitkan 20 Des 2022, 19:20 WIB
Desy Ratnasari.
Desy Ratnasari.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Sensor Film, sejak beberapa tahun belakangan ini tengah gencar menggalakkan kampanye Gerakan Sensor Mandiri. Demi percepatan penyebarluasan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri, LSF kemudian mengadakan penandatanganan nota kesepakatan bersama (MoU) dengan mitra kerja dari berbagai sektor.

Di antaranya adalah Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, Pemerintah Daerah, dan Organisasi/Asosiasi Profesi yang berkenaan dengan industri perfilman. Tak hanya itu saja, Desy Ratnasari selaku perwakilan Komisi I DPR RI, sekaligus insan perfilman, turut memberikan dukungan terhadap gerakan ini.

Desy Ratnasari turut hadir dalam acara penandatanganan nota kesepakatan bersama antara LSF dan beberapa mitra kerja yang diselenggarakan pada Selasa (20/12/2022) di Century Park Hotel.

"Alhamdulillah hari ini Lembaga Sensor Film melaksanakan sebuah kesepakatan bersama ataupun MoU dengan beberapa lembaga maupun pemerintah daerah dan lembaga profesi, ini penting menurut saya untuk kemudian bersama-sama memudahkan sosialisasi Gerakan Sensor Mandiri di kalangan masyarakat di mana pun mereka berada," kata Desy Ratnasari.

Bersinergi

Lembaga Sensor Film bersama dengan Mitra Kerja Tandatangani Nota Kesepakatan untuk Galakkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri
Lembaga Sensor Film bersama dengan Mitra Kerja Tandatangani Nota Kesepakatan untuk Galakkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri

Gerakan Sensor Mandiri ini patut diberikan dukungan dari banyak pihak agar tujuannya tercapai hingga ke masyarakat.

"Karena seperti kita ketahui kalau kita tidak berkolaborasi dan bersinergi, apapun program yang disampaikan oleh LSF ini tidak akan berjalan dengan mulus. Jadi artinya semakin sampai ke masyarakat yang memang targetnya, tercapai ke anak-anak, orang tua, masyarakat dalam unit yang terkecil, keluarga. Nah ini terus harus dibantu oleh semua lembaga dan kita bersinergi" ucapnya.

 

Harapan

Desy Ratnasari.
Desy Ratnasari.

Desy Ratnasari juga berharap Gerakan Sensor Mandiri ini bisa mengubah perilaku masyarakat. Orangtua bisa lebih sadar akan pentingnya melakukan pengawasan dan pembimbingan terhadap konten yang diakses oleh anak, sehingga anak-anak tidak mengakses konten yang tidak sesuai usianya.

"Semoga apa yang disampaikan oleh LSF melalui sosialisasi sensor mandiri ini tercapai, tercapai bagaimana? Tidak hanya dalam tataran untuk memberikan pengetahuan saja pentingnya melakukan sensor mandiri, tapi juga sampai pada perubahan perilaku itu yang terpenting," beber Desy Ratnasari.

"Semoga dengan strategi baru dari LSF untuk kemudian membangun kesadaran orang tua untuk mendidik anak-anaknya bisa melakukan sensor secara mandiri dari usia dini bisa tercapai. Semoga allah mudahkan dan ini harus kita dukung," tutupnya.

 

Nota Kesepakatan Bersama

Lembaga Sensor Film bersama dengan Mitra Kerja Tandatangani Nota Kesepakatan untuk Galakkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri
Lembaga Sensor Film bersama dengan Mitra Kerja Tandatangani Nota Kesepakatan untuk Galakkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri

Selasa, (20/12/2022), LSF mengadakan penandatanganan MoU dengan beberapa Mitra kerja. Adapun yang turut menandatangani nota kesepakatan bersama itu adalah Badan Perfilman Indonesia, Perusahaan Film Negara, Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, Universitas Ibn Khaldun Bogor, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Sam Ratulangi Manado dan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI).

“Kolaborasi ini sudah berjalan dari tahun 2021 dan hingga saat ini LSF telah mengadakan MoU dengan 20 Perguruan Tinggi Negeri, 21 Perguruan Tinggi Swasta, dan 4 Instansi/Lembaga terkait.” Ujar Ketua LSF, Rommy Fibri Hardiyanto.

infografis journal
infografis journal Kenapa Film Horor Banyak Diminati di Indonesia?. (Liputan6.com/Tri Yasni).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya