Liputan6.com, Jakarta Kiky Saputri baru-baru ini mengungkapkan pengalaman mertuanya menjalani pengobatan di rumah sakit Indonesia, dan di rumah sakit luar negeri. Twit yang dibuat Kiky Saputri itu merespons pernyataan Presiden Jokowi yang membahas mengenai banyaknya orang Indonesia yang memilih berobat di luar negeri ketimbang di negeri sendiri.
Dalam twitnya, Kiky Saputri menyebut bahwa saat berobat ke dokter Indonesia, mertuanya didiagnosis menderita sakit stroke kuping. Sementara ketika memeriksakan diri ke Singapura, dokter menyebut bahwa mertuanya itu hanya menderita flu sehingga berpengaruh ke telinganya.
Cuitan Kiky Saputri itu kemudian viral dan mengundang reaksi banyak orang. Termasuk dokter Tirta yang juga dikenal sebagai influencer di bidang kesehatan. Melalui twitnya, dokter Tirta justru menyampaikan terima kasih kepada Kiky Saputri.
Advertisement
"Jadi secara umum saya justru berterimakasih kepada mbak @kikysaputrii dan teman teman sekalian. Karena kritik dari pasien adalah bentuk salah satu kepedulian agar saya bisa lebih maju nantinya sebagai dokter. Terimakasih," tulis dokter Tirta pada Rabu (8/3/2023).
Baca Juga
Kritik
Dalam twitnya itu, dokter Tirta juga menyertakan komentarnya di sebuah unggahan portal berita yang memberitakan cuitan Kiky Saputri itu. Dokter Tirta menganggap apa yang disampaikan Kiky Saputri itu sepatutnya dijadikan kritik untuk para tenaga medis di Indonesia.
"Justru apa yg disampaikan mbak kiki ini harusnya kita Jadikan ini sebagai autokritik (kritik kepada diri sendiri, termasuk saya sendiri) supaya saya tetap bisa menjaga kualitas komunikasi, edukasi dan pelayanan. Meski klinisi / nonklinisi, kita tetap harus rutin belajar," tulis dokter Tirta.
"Tidak hanya belajar ilmu akademis jurnal medis tapi juga belajar dari kritik dan saran pasien sebagai pengguna jasa kedokteran / kesehatan. Terimakasih kritikannya," sambungnya lagi.
Â
Advertisement
Jadikan Pelajaran
Melanjutkan utas twitnya, dokter Tirta juga menyebut bahwa selama ini ia banyak belajar dari kritik para warganet terhadapnya. Justru jika tidak ada yang memberikan kritik, maka tidak ada pelajaran dan memperbaiki kesalahan dan kekurangan-kekurangan yang ada.
"Jadi kalo ga ada kritik, mana mungkin saya bisa berkaca tindakannya salah / benar. Karena yg menilai diri kita kan tentunya orang lain. Kalo kata bapak saya, dalam bahasa jawa begini: 'Wong jenenge menungso, ra mungkin 100% penerKudu enek sing ngelingke'," beber dokter Tirta.
Â
Masalah Kepercayaan
Tak hanya itu, dokter Tirta juga membahas mengapa banyak pasien di Indonesia lebih memilih untuk pergi ke rumah sakit di luar negeri. Salah satu faktor terbesarnya adalah mengenai kepercayaan.
"Satu lagi, kenapa rs luar negeri dipuji begitu? Ya krena "trust". customer relationshipnya = bagus. Ketika trust = maka pasien akan lebih percaya dan optimis sembuh. Materi mengenai "customer relationship" aja bahkan dibahas sendiri di matkul s2 marketing lho. Last itu aja. Izin turu sek wkwkw," tutup dokter Tirta.
Advertisement