Liputan6.com, Jakarta Saat mendirikan bisnis yang merilis lingerie seksi Savage x Fenty pada 2018, Rihanna mengambil peran besar sebaai CEO. Kini ia memutuskan untuk mundur dari jabatan tersebut, dan menyerahkan tongkat komando kepada orang lain.
Dilansir dari E! News, Sabtu (24/6/2023), yang ia tunjuk adalah Hillary Super, yang sebelumnya merupakan CEO Anthropologie Group.
Baca Juga
Hal ini diungkap dalam pernyataan tertulis yang disampaikan Rihanna kepada Vogue Business.
Advertisement
"Sungguh indah melihat visi kami di Savage X Fenty memiliki dampak di industri dalam skala yang luar biasa selama lima tahun terakhir," kata Rihanna.
Kekasih A$AP Rocky ini menambahkan, “Bagi kami, ini baru permulaan, dan kami akan terus berkembang dan terhubung dengan konsumen."
Percayakan Hillary Super
Rihanna menyatakan dirinya menyambut kehadiran Hillary Super dengan bahagia.
"Saya sungguh bersyukur dan bersemangat dalam menyambut Hillary Super sebagai CEO baru kami—dia adalah pemimpin yang kuat dan fokus untuk membawa bisnis semakin meningkat," kata wanita yang sebelumnya memimpin Guess, Old Navy dan gap ini.
Advertisement
Savage x Fenty yang Rayakan Inklusivitas
Hillary juga mengungkap perasaan serupa bisa bergabung dalam Savage x Fenty.
“Saya sungguh senang bergabung dengan keluarga Savage X Fenty. Brand ini adalah pemain besar dalam industri lingerie dan pakaian, dan memiliki komitmen tak tergoyahkan untuk merayakan inklusivitas dengan keberanian sangat menginspirasi," kata dia.
Fenty Beauty
Di luar Savage X Fenty, Rihanna masih menjabat sebagai CEO Fenty Beauty, yang didirikan pada 2017.
Pada Agustus 2021, Forbes menaksir bahwa merek ini memiliki nilai fantastis, US$2 miliar atau lebih dari Rp 30 triliun.
Advertisement