Liputan6.com, Jakarta Olla Ramlan, selama beberapa tahun terakhir memang sudah jarang menghiasi layar lebar. Banyak yang mengira bahwa dirinya telah vakum dari industri perfilman Tanah Air.
Namun rupanya Olla Ramlan membantah kabar tentang dirinya vakum dari layar lebar. Ia menjelaskan bahwa sejak mengenakan hijab, ia lebih selektif dalam menerima tawaran peran dalam film.
Baca Juga
Sementara diketahui bahwa beberapa tahun terakhir ini film-film layar lebar banyak dihiasi dengan genre horor.
Advertisement
“Sebenarnya bukan masalah vakumnya sih, memang kan begini, semenjak saya berkerudung, genre film yang cocok untuk saya menjadi lebih terbatas, kan genre kayak kita punya perfilman Itu kan banyaknya tuh horror gitu. Di sinilah film Jendela Seribu Sungai datang, Alhamdulillah dari produsernya tidak masalah dengan penampilan saya yang berkerudung,” kata Olla Ramlan saat ditemui dalam acara media Junket film Jendela Seribu Sungai pada Selasa (4/7/2023).
Agak Sulit
Ia menambahkan bahwa memang agak sulit untuk mendapatkan tawaran peran yang sesuai dengan keputusannya untuk mengenakan hijab. Namun, jika ada tawaran yang menarik dan ceritanya bagus, Olla Ramlan tidak menutup diri untuk menerimanya.
“Jadi memang agak sulit gitu ya, kalo pun ada tawaran-tawaran lain ya mungkin saya akan terima gitu dengan cerita yang bagus. Tapi di sini kebetulan memang perannya cocok dan juga di Banjarmasin ya makanya saya terima,” kata Olla Ramlan lagi.
Advertisement
Selektif
Olla Ramlan juga menjelaskan bahwa ia memilih menjadi selektif dalam menerima tawaran peran. Ia tetap terbuka untuk menerima tawaran peran yang sesuai dengan nilai-nilai dan keyakinannya. Meskipun ada kendala dalam mencari peran yang cocok, ia tetap optimis bahwa rezeki akan datang pada waktunya.
“Ya sebenarnya iya (selektif), kita kan harus pilih-pilih ya cuman ya kita lihat bagaimana ke depannya. Maksudnya saya percaya bahwa rejeki itu ada yang mengatur aja Insya Allah ada jalan,” tutupnya.
Sinopsis Jendela Seribu Sungai
Film Jendela Seribu Sungai mengisahkan tentang tiga anak, yaitu Bunga, Arian, dan Kejora, yang memiliki mimpi dan cita-cita yang berbeda-beda. Mereka memiliki tekad kuat untuk meraih impian mereka dan dituntun oleh Bu Guru Sheila, seorang pendidik yang sangat memahami dan mendukung mimpi serta harapan mereka.
Namun, keinginan mereka tidak selalu sejalan dengan kenyataan yang ada. Arian, yang memiliki seorang ayah seniman yang mahir memainkan kuriding, justru tidak ingin mewarisi keahlian tersebut. Ia memiliki ambisi yang berbeda dalam hidupnya. Di sisi lain, Kejora bercita-cita menjadi seorang dokter, namun dihadang oleh ayahnya yang traumatis dengan dokter Puskesmas yang dianggapnya bertanggung jawab atas kematian istrinya saat melahirkan Kejora.
Bunga, sejak lahir telah didiagnosis sebagai penyandang cerebral-palsy, suatu kondisi yang membuat gerak tubuhnya terbatas. Hal ini membuat orangtuanya mengabaikan potensi Bunga sebagai seorang penari, dan mencoba mematikan cita-citanya. Namun, Bunga tak pernah menyerah dan terus memendam hasrat untuk mengembangkan bakat tarinya.
Meskipun menghadapi berbagai rintangan dan penentangan, tiga anak ini tetap bertekad mengikuti arus sungai kehidupan mereka. Mereka percaya bahwa sungai yang mengalirkan mimpi-mimpi mereka juga akan menghidupkannya. Dalam perjalanan mereka, mereka belajar tentang keberanian, ketabahan, dan kekuatan dalam mengejar impian.
Jendela Seribu Sungai merupakan film yang menghadirkan pesan tentang pentingnya mengikuti dan menghargai impian serta cita-cita masing-masing individu. Film ini juga menggambarkan pentingnya dukungan dan pengertian dari orang-orang di sekitar kita dalam mewujudkan mimpi kita. Dalam setiap alur ceritanya, film ini menyoroti betapa kuatnya tekad dan semangat anak-anak dalam meraih apa yang mereka idamkan.
Melalui Jendela Seribu Sungai, diharapkan penonton dapat terinspirasi untuk tidak pernah menyerah dalam menggapai impian mereka, meskipun dihadapkan dengan rintangan yang sulit. Setiap orang memiliki potensi unik dan layak untuk mengejar apa yang mereka impikan, sejalan dengan aliran sungai kehidupan yang terus mengalir.
Advertisement