Liputan6.com, Jakarta Marshel Widianto belakangan menjadi sorotan terkait pencalonannya sebagai bakal Wakil Walikota Tangsel di Pilkada 2024. Sang komika diusung Partai Gerindra untuk mendampingi Riza Patria.
Marshel Widianto mengungkap alasan maju jadi calon Wakil Walikota Tangsel dalam Pilkada 2024, ketimbang wilayah tempat tinggalnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selain masalah aturan, ia mengaku tergerak untuk turut serta membangun Tangerang.
Baca Juga
"Banyak yang tanya kenapa ke Tangsel, kenapa tidak di Walikota Jakarta Utara. Pada dasarnya Walikota Jakarta Utara di DKI Jakarta ditunjuk oleh Gubernur," ujar Marshel Widianto di Kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (8/7/2024).
Advertisement
"Saya benar-benar terpacu karena memang Tangsel bisa dibilang sangat jomplang, kayak saya dengan abang (Riza Patria), kayak Bintaro dan Ciputat. Aspirasi mereka pasti akan saya perjuangkan agar suara mereka bisa didengar di kepemimipinan saya," ujar kader Gerindra tersebut.
Â
Loyalitas dan Kejujuran
Menurut Marshel, mungkin ia satu satunya yang masuk ke kontestasi Pilkada dengan keadaan ekonomi dan masa lalu yang kurang baik. Meski begitu, ia mengklaim punya loyalitas, kejujuran, dan siap melayani masyarakat.
"Saya punya loyalitas dan kejujuran, dan dari semua itu saya tidak pernah mengambil hak orang lain. Jadi yang saya bilang, saya tidak akan pernah mungkin sepeser pun mengambil APBD, itu yang saya jaga," Marshel Widianto menyambung.
Â
Advertisement
Parpol Lain Sudah Ada
Menurut Marshel mengaku mendapat dukungan dari sejumlah partai politik, usai dideklarasikan mendampingi Riza Patria di Pilkada. Namun ia enggan mengungkap identitas partai yang mendukungnya.
"Parpol lain sudah ada. Kemarin habis deklarasi juga dengan partai politik yang sudah siap mendukung kami. Ada beberapa," urai Marshel Widianto.
Â
Masih Dikaji, Belum Masanya
Disinggung tentang program yang dibawa andai terpilih menjadi Wakil Walikota Tangsel, Marshel Widianto lagi-lagi enggan menjawab. Ia khawatir melanggar etika mengingat saat ini belum masuk masa kampanye.
"Nah itu yang akan saya jawab nanti di part 2 ya. Karena memang masih dikaji dan belum masanya. Kalau misalnya kita obrolin sekarang takut melanggar etikanya karena itu akan dibilang pas masa kampanye," ucap Marshel Widianto.
Advertisement