Liputan6.com, Jakarta Teka-teki mengenai kematian Liam Payne pada 16 Oktober 2024 lalu sedikit mulai sedikit mulai tersibak. Kabar terbarunya, mengenai kandungan obat-obatan yang ditemukan dalam darah pria yag dikenal lewat One Direction ini, sebelum tewas karena jatuh dari lantai tiga hotel.
Dilansir dari People, Selasa (22/10/2024), narasumber anonim mengonfirmasi kepada ABC News bahwa autopsi parsial mengungkapkan bahwa ditemukan sejumlah zat dalam sistem tubuh Liam Payne.
Baca Juga
Makna Tersembunyi Tribute di Pemakaman Liam Payne, Jadi Reuni Emosional Personel One Direction
5 Potret Member One Direction di Pemakaman Liam Payne, Reuni yang Penuh Tangisan dan Momen Menyedihkan
Potret Reuni Pilu One Direction di Pemakaman Liam Payne, Louis Tomlinson Tertunduk dan Zayn Ikut Hadir
Salah satu yang diidentifikasi adalah "pink cocaine," yang merupakan obat-obatan rekreasional yang umumnya mencakup kombinasi metamfetamin, ketamin, MDMA. Menurut National Capital Poison Center, meski namanya pink cocaine, campuran ini tidak harus kokain .
Advertisement
Temuan dalam autopsi ini tampaknya sejalan dengan barang yang ditemukan dalam kamar hotel Liam Payne sebelum ia jatuh dan meninggal dunia. Salah satunya adalah pipa aluminium yang dibentuk sedemikian rupa utuk mengisap narkoba.
Menurut laporan media, jenazah penyanyi Inggris itu akan tetap di Argentina hingga proses autopsi selesai.
Kondisi Liam Payne yang berada di bawah narkoba diperkuat dengan panggilan 911 karyawan hotel, hanya beberapa menit sebelum pria 31 tahun ini tewas.
Panggilan Darurat 911
Media lokal La Nacion dan Clarin, manajer resepsionis menelepon 911 setelah khawatir melihat perilaku Liam Payne. Media ini menyatakan bahwa panggilan telepon ini dilakukan pada pukul 5:01 sore waktu setempat, 10 menit sebelum kematian Payne.
Menurut transkrip panggilan yang diterjemahkan oleh La Nacion, staf hotel tersebut mengatakan bahwa Liam Payne mabuk dan diduga dalam pengaruh alkohol dan narkoba. Sang staf juga bersikeras bahwa petugas harus segera datang ke lokasi kejadian.
Advertisement
Tiga Hari Menginap
"Seorang tamu yang kelebihan obat-obatan dan alkohol... Dia menghancurkan seluruh kamar dan, kumohon, kalian harus mengirim seseorang," kata sang manajer diwartakn kantor berita AP, yang juga memberi peringatan bahwa kamar pria ini memiliki balkon.
"Kami khawatir dia bisa melakukan sesuatu yang mengancam nyawanya," tambah sang manajer. Ia juga menyebut pria yang sudah menginap di hotel tersebut selama tiga hari, sudah mengaaukan seisi kamarnya.
Cedera Terlalu Parah
Diwartakan US Weekly, petugas bergerak cepat meluncur ke lokasi, dan tujuh menit kemudian sudah sampai ke hotel. Namun ketika tiba, mereka justru mendapati bahwa pria yang dimaksud sudah tewas karena luka parah yang dialami begitu menghantam tanah.
“Hanya saja, ia mengalami cedera yang tidak memungkinkan untuk tetap hidup akibat jatuh, dan kami harus memastikan kematiannya. Resusitasi juga tidak memungkinkan untuk dilakukan,” kata pejabat layanan darurat Alberto Crescenti.
Advertisement