Sinopsis Film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis: Perjalanan Penyembuhan Trauma dan Isu Mental

Film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis tayang sejak 17 Oktober 2024, dibintangi Prilly Latuconsina dan Pradikta Wicaksono.

oleh Tim Showbiz diperbarui 22 Okt 2024, 17:30 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2024, 17:30 WIB
Prilly Latuconsina di Film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" (Instagram/@prillylatuconsina96)
Film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis tayang sejak 17 Oktober 2024, dibintangi Prilly Latuconsina dan Pradikta Wicaksono. (Instagram/@prillylatuconsina96)

Liputan6.com, Jakarta Film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis yang menampilkan akting Prilly Latuconsina dan Pradikta Wicaksono, telah tayang sejak (17/10/2024). Ini merupakan adaptasi dari lirik lagu "Runtuh" karya Feby Putri dan Fiersa Besari.

Mengangkat tema kesehatan mental, film ini menghadirkan kisah mendalam tentang trauma masa kecil dan proses penyembuhan. Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis menggambarkan dampak lingkungan keluarga toxic terhadap perkembangan kepribadian.

Seperti apa sinopsis film ini?

Tari (Prilly Latuconsina), adalah seorang perempuan yang mengalami kekerasan emosional dari ayahnya sejak kecil. Ia tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kekerasan emosional dari ayahnya, yang seringkali meluapkan amarah kepada ibu dan dirinya. Kehidupan penuh tekanan ini membuatnya berkembang menjadi sosok pendiam dan selalu merasa bersalah.

Alhasil, Tari berkembang menjadi sosok people pleaser, bahkan kerap menyalahkan dirinya sendiri dan merasa perlu selalu meminta maaf dalam setiap situasi. Ketidakmampuannya untuk mengekspresikan emosi serta trauma masa kecil membuatnya terjebak dalam siklus self-blaming.

 

Kisah Tari: Perempuan dengan Luka Batin dari Keluarga

Prilly Latuconsina di Film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" (Instagram/@prillylatuconsina96)
Prilly Latuconsina di Film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" (Instagram/@prillylatuconsina96)

Tari bertemu dengan Baskara (Pradikta Wicaksono), seorang pria dengan masalah anger issue yang diperankan. Baskara melihat sesuatu yang istimewa dalam diri Tari, dan memutuskan untuk membantu Tari keluar dari kebiasaan menyenangkan orang lain secara berlebihan. Dengan perlahan, Baskara mendorong Tari untuk lebih berani menyuarakan ketidaksukaannya dan tidak lagi merasa perlu selalu mengatakan "iya" dalam setiap situasi.

Sebaliknya, Baskara sendiri mendapatkan pelajaran berharga dari Tari. Dengan kesabaran dan ketenangan yang dimiliki Tari, ia membantu Baskara mengendalikan emosinya.

 

Proses Penyembuhan dan Dukungan Emosional

Prilly Latuconsina di Film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" (Instagram/@prillylatuconsina96)
Prilly Latuconsina di Film "Bolehkah Sekali Saja Kumenangis" (Instagram/@prillylatuconsina96)

 

Film ini memberikan pesan penting tentang bagaimana trauma masa kecil dapat mempengaruhi kehidupan dewasa seseorang. Visual yang kuat dan musik latar yang menyentuh semakin memperkuat pesan emosional dalam film ini.

Salah satu poin yang diangkat oleh film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis adalah pentingnya dukungan dalam proses penyembuhan dari trauma. Tari bergabung dengan support group untuk mendapatkan bantuan dari orang-orang yang memiliki pengalaman serupa, yang menjadi langkah pertama dalam usahanya menyembuhkan luka batin masa lalu.

Musik latar yang diadaptasi dari lagu "Runtuh" juga memperkuat setiap emosi yang dirasakan para karakternya. Adegan-adegan emosional yang menggambarkan perjuangan Tari dan Baskara membawa pesan bahwa penyembuhan adalah proses yang memerlukan keberanian dan kesabaran, namun dengan dukungan dari orang yang tepat, luka batin dapat disembuhkan.

(Fatimah Az Zahra/ Liputan6.com)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya