Liputan6.com, Jakarta Saat Agnez Mo divonis bersalah dan didenda Rp1,5 miliar oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, publik terperenyak. Yang melayangkan gugatan ke meja hijau adalah Ari Bias, musisi yang berkarier sejak 1997.
Musisi Ari Bias adalah penulis tunggal lagu “Bilang Saja.” Agnez Mo diadili setelah membawakan “Bilang Saja” dalam konser komersial di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, beberapa tahun lalu. Padahal, “Bilang Saja” single perdana dari album Agnez Mo.
Advertisement
Baca Juga
Agnez Mo kala itu masih menggunakan nama Agnes Monica kala merilis album remaja pertama, And The Story Goes... bersama Aquarius Musikindo pada Oktober 2003. And The Story Goes... menjadi standar emas bagaimana album remaja semestinya dibuat.
Advertisement
Dalam sesi interviu eksklusif dengan Showbiz Liputan6.com di Jakarta, Rabu (19/2/2025), perwakilan Artis and Relation Aquarius Musikindo, Chairul Saleh, berbagi cerita soal bagaimana “Bilang Saja” akhirnya jatuh ke tangan Agnes Monica hingga sukses besar.
Kisah sukses ini bermula ketika Director Artists and repertoire Aquarius Musikindo, Arie S. Widjaja alias Pak Iin (kini telah meninggal dunia) dan manajemen Agnes Monica menggagas album debut remaja. Sejumlah lagu karya para musisi kondang pun dikumpulkan.
30 Ribu Kaset Dipesan Sebelum Rilis
Para musisi kondang yang dimaksud yakni Ari Bias, Ahmad Dhani, Melly Goeslaw, hingga Yudhis Dwikorana. Setelah melewati proses seleksi ketat akhirnya terpilih 10 lagu, satu di antaranya “Hanya Cinta Yang Bisa” duet bersama Titi DJ.
Lagu ini sudah muncul duluan di album Senyuman milik Titi DJ yang dirilis pada semester pertama 2003. “Bilang Saja” lalu dipilih jadi single perdana. Ini bukan tanpa pertimbangan. Chairul Saleh yang akrab disapa Kadet berbagi cerita.
“Pertimbangannya, Agnez suka menyanyi sambil menari dan ingin memperlihatkan skill ini di album debutnya. Pertimbangan lain, ‘Bilang Saja’ dengan tempo up beat punya aransemen easy listening, mudah diterima kuping orang Indonesia,” kata Kadet.
Benar saja. Belum dirilis, And The Story Goes... sudah dipesan para pemilik toko kaset dan distributor resmi sebanyak 30 ribuan kaset. Melansir berbagai sumber, 30 ribuan kaset adalah angka balik modal sebuah album. Ini fenomena langka!
“Betul (belum dirilis sudah dipesan sekitar 30 ribuan kaset). ‘Bilang Saja’ sebagai single perdana sukses di pasar. Belum dirilis sudah laku 30 ribu kaset, artinya sudah balik modal,” ia menyambung, dalam percakapan via telepon.
Kali pertama “Bilang Saja” diperdengarkan, para music director radio dan petinggi toko kaset maupun CD, optimistis And The Story Goes... bakal diterima publik. “Ramalan” ini pun jadi kenyataan. Apalagi, promosi untuk album ini pun tak main-main.
Advertisement
Platinum Ganda And The Story Goes...
Agnes Monica tampil dalam program khusus bertajuk Ough Agnes di salah satu stasiun televisi swasta. Program berdurasi 60 menitan ini menjadi showcase Agnes Monica untuk memperkenalkan seluruh lagu di album And The Story Goes...
Hasil tak mengkhianati usaha. Penjualan album And The Story Goes... meroket. Setelahnya, Aquarius Musikindo merilis klip kedua, “Indah” karya Melly Goeslaw, soundtrack sinetron Cewekku Jutek (dibintangi duet gemas Agnes Monica dan Roger Danuarta, masih ingat?).
“Dengan nuansa R&B yang kental, lagu ini meledak di pasar. Setelahnya, kami melepas klip ketiga, ‘Jera’ karya Melly Goeslaw, yang ini pun sukses. Video klip keempat, ‘Cinta Mati’ karya Ahmad Dhani,” Kadet membeberkan.
Ini masih ditambah sinetron Ku Tlah Jatuh Cinta, merujuk lagu berjudul sama di album And The Story Goes... Klipnya bikin geger karena menampilkan adegan sensasional mobil terjun ke sungai. Klip ini membuka adegan sinetron. Andai era itu ada medsos, tentu trending.
“Album And The Story Goes... terjual 300 ribuan kaset dan diganjar plakat platinum ganda,” Kadet memberi tahu. Jika Anda berkunjung ke kantor Aquarius Musikindo Jakarta, di sana ada dinding berisi sejumlah plakat platinum album-album fenomenal.
Plakat platinum ganda untuk album And The Story Goes... dari Agnes Monica “bersanding” dengan album legendaris lain seperti Kasih dari Ruth Sahanaya (1999) dan Keabadian milik Reza Artamevia (2000).
Kalahkan Krisdayanti di AMI Awards 2004
Terpisah, Ari Bias dalam sesi wawancara eksklusif via telepon, Rabu (19/2/2025) siang, mengenang momen saat dikontak pihak Aquarius Musikindo untuk membuat lagu baru buat Agnes Monica.
“Saya diminta bikin beberapa lagu untuk Agnes Monica. Saat itu, bukan saya yang menjajakan demo. Saya mempelajari karakter vokalnya kemudian mulai merangkai notasi dan jadilah ‘Bilang Saja’,” Ari Bias mengenang.
Dalam And The Story Goes..., ia menyumbang dua lagu yakni “Bilang Saja” (side A5) dan “Tak Bisa” (side B3). Dear Gen Z, jangan bilang “Bilang Saja” lagu jelek ya. Faktanya, lagu ini diganjar Piala AMI Award Karya Produksi Terbaik Bidang Dance dan Tekno.
Sementara lagu “Jera” mengantar Agnes Monica menang Piala AMI Award Artis Solo Wanita Terbaik. Ia mengalahkan Tere (“Aku Patut Membenci Dia”), Marshanda (“Kisah Sedih Di Hari Minggu),” Audy (“Dibalas Dengan Dusta”), dan Krisdayanti (“Cobalah Untuk Setia”).
“Berkaca pada pengalaman, saya tanya ke beberapa pencinta musik soal album And The Story Goes... Mereka bilang: penasaran dengan sound yang dibawa seorang Agnes Monica. Dengan kata lain, seperti apa identitas musiknya setelah beranjak remaja,” ulas Kadet.
Jika Hollywood punya teen diva seperti Britney Spears dan Christina Aguilera, Indonesia memulai era ini dengan Agnes Monica. Lewat album And The Story Goes... Agnes Monica juga memperkenalkan fashion “selebritas jalanan” berjiwa bebas hingga jadi tren.
Pada tahun itu, Agnes Monica bukan sekadar teen diva yang bersanding dengan Krisdayanti, Titi DJ, dan Ruth Sahanaya. Pemilik album Sacredly Agnezious juga jadi ikon mode dan gaya rambut. Sukses pula menyimbangkan karier akting dan nyanyi.
“Pada album pertama, kami di Aquarius Musikindo kala itu memang ingin mencari karakter Agnes Monica dan menegakkan identitas musiknya,” Kadet mengakhiri. And The Story Goes... menjawab pencarian itu. Kemudian, disusul album Whaddup A?! yang terjual lebih dari 400 ribu kaset.
Sebuah situs musik mengulas album And The Story Goes... dengan tajuk “Pemberontakan Setengah Matang.” Meski dapat kritik beragam, And The Story Goes... harus diakui jadi cetak biru bagi para penyanyi remaja yang ingin “memberontak” dalam bermusik.
Pemanasan Agnes Monica Sebelum Era And The Story Goes...:
2001: Merekam lagu “Pernikahan Dini” dan “Seputih Kasih” di album kompilasi Love Theme. Album rilisan Aquarius Musikindo ini jadi cikal bakal karier solo Agnes Monica di fase remaja. Terjual lebih dari 300 ribu kaset. Platinum ganda!
2002: Duet lagu “Awan dan Ombak” dengan Yana Julio di album Jumpa Lagi. Lagu ini jadi soundtrack sinetron Kejarlah Daku Kau Kutangkap.
2003: Duet lagu “Hanya Cinta Yang Bisa” dengan Titi DJ di album Senyuman. Tidak ada video klip namun popularitas lagu ini melampaui single perdana Titi DJ, “Penyesalan.”
Advertisement
