Proses pengarsipan dan perawatan dokumentasi film-film nasional yang selama ini dilakukan Sinematek Indonesia dianggap belum memadai dan sempurna. Lembaga yang dibentuk oleh mendiang Misbach Yusa Biran juga masih memiliki kesulitan untuk melakukan pengarsipan film dengan baik.
Masalah tersebut memancing Institut Prancis di Indonesia (IFI) untuk untuk memberikan pelatihan bagi pengurus Sinematek Indonesia di sekolah sinema L'Ecole Nationale Superiure Louis-Lumiere di Paris, Prancis, yang digelar pada 2-13 Desember 2013.
"IFI memberi kesempatan dan peluang pada kita untuk memahami tentang pengarsipan film. Kita harus apresiasi hal tersebut untuk kemajuan teknologi pengarsipan film kita," ucap Kepala Sinematek Indonesia, Adisurya Abdi saat menggelar jumpa pers di Sinematek, Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Dalam pelatihan tersebut, para pengurus Sinematek Indonesia akan diberikan pemahaman tentang proses mengarsipkan film di zaman digital seperti sekarang.
"Kita akan banyak belajar tentang proses mengarsipkan film dengan basis teknologi. Banyak cara untuk bisa mengarsipkan film di zaman yang modern seperti sekarang ini, tentu kita harus mengetahui hal itu," tambah dia.
Perlu diketahui, IFI memberi pelatihan kepada Sinematek Indonesia secara cuma-cuma alias gratis. Bahkan, lembaga yang berada di bawah Kedutaan Besar Prancis itu juga akan mengirim dua orang perwakilan dari Indonesia untuk mendapatkan pelatihan tentang film pendek dan penulisan skenario dalam ajang Festival Sinema Perancis 2013.(Gie/Feb)
Masalah tersebut memancing Institut Prancis di Indonesia (IFI) untuk untuk memberikan pelatihan bagi pengurus Sinematek Indonesia di sekolah sinema L'Ecole Nationale Superiure Louis-Lumiere di Paris, Prancis, yang digelar pada 2-13 Desember 2013.
"IFI memberi kesempatan dan peluang pada kita untuk memahami tentang pengarsipan film. Kita harus apresiasi hal tersebut untuk kemajuan teknologi pengarsipan film kita," ucap Kepala Sinematek Indonesia, Adisurya Abdi saat menggelar jumpa pers di Sinematek, Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Dalam pelatihan tersebut, para pengurus Sinematek Indonesia akan diberikan pemahaman tentang proses mengarsipkan film di zaman digital seperti sekarang.
"Kita akan banyak belajar tentang proses mengarsipkan film dengan basis teknologi. Banyak cara untuk bisa mengarsipkan film di zaman yang modern seperti sekarang ini, tentu kita harus mengetahui hal itu," tambah dia.
Perlu diketahui, IFI memberi pelatihan kepada Sinematek Indonesia secara cuma-cuma alias gratis. Bahkan, lembaga yang berada di bawah Kedutaan Besar Prancis itu juga akan mengirim dua orang perwakilan dari Indonesia untuk mendapatkan pelatihan tentang film pendek dan penulisan skenario dalam ajang Festival Sinema Perancis 2013.(Gie/Feb)