Liputan6.com, Jakarta - Belasan mahasiswa dari China dan Jepang didampingi mahasiswa Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya belajar sosiopreneur melalui SuraBali Summer Program 2019 di Kelurahan Siwalankerto, Surabaya pada Sabtu, 3 Agustus 2019.
Koordinator SuraBali Program 2019 Mariana Wibowo menuturkan, program itu diikuti 20 mahasiswa Indonesia dan 13 mahasiswa asing. Ia mengatakan, program ini merupakan suatu bentuk kerja sama konsorsium tiga universitas di Indonesia yaitu UK Petra, Universitas Airlangga Surabaya dan Universitas Udayana sebagai konsorsium.
"Kegiatan ini digelar mulai 28 Juli hingga 8 Agustus 2019 di Surabaya dan Bali. Selama 12 hari, para peserta secara bergantian belajar di Unair, UK Petra dan Unud-Bali. Tema pembelajaran di UK Petra yaitu Sociopreneurship di Indonesia,” kata dia seperti dilansir Antara, ditulis Senin (5/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Di kegiatan UK Petra ini, mahasiswa dilatih dengan keilmuan yang dimiliki masyarakat untuk bisa membuat batik jumputan. Kemampuan masyarakat ini juga bentuk program sociopreneurship dari Fakultas Seni dan Desain UK Petra Surabaya.
"Kami mengajarkan tidak hanya menjadi seorang sociopreneurship, tapi juga bagaimana membuat bisnis model kanvas seperti bisnis planning," ujar dia.
Mariana mengatakan, gelaran SuraBali Summer Program ini menjadi salah satu langkah mewujudkan visii World Class University bersama. "Dengan meningkatkan kegiatan inbound mobility ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya indikasi diraihnya pengakuan internasional," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tanggapan Mahasiswa Asal Jepang
Mahasiswa asal Jepang, Daiki Numata mengatakan antusias ikut kegiatan membatik. Ia mengungkapkan, sejak ke Indonesia telah melihat banyak motif batik pada pakaian dan ingin mencoba membuat salah satunya.
"Ternyata tidak semudah yang saya bayangkan, ini motifnya padahal sederhana. Tapi seru juga memberi warna beragam tapi hasilnya selaras," ujar dia, seperti dilansir Antara.
Selain itu, dalam program SuraBali yang baru pertama kali ia ikuti ini, Daiki mengaku mendapat banuak materi yang menurut dia masih baru seperti sosiopreneurship yang diterapkan pada ibu-ibu yang megajarinya.
"Sosiopreneurship baru saya ketahui dari Indonesia. Saya baru tahu kalau ternyata menjadi entrepreneurship juga bisa menjalankan aspek sosial dengan memberdayakan masyarakat sekitar,” kata dia.
Advertisement