Liputan6.com, Jakarta - Hewan lalat justru diternakkan sebagai pakan ternak lele sehingga bisa menghasilkan untung berlipat untuk menghemat biaya pakan.
Lalu bagaimana cara budidaya ternak lalat?
Seperti ditayangkan program Fokus, belasan mahasiswa Universitas Bhayangkara tak membutuhkan lahan yang luas dan hanya berupa keranda dan ada tempat platik lalat ini bisa berkembang biak dengan cepat.
Advertisement
Untuk menghasilkan belatung lalat, awalnya dibutuhkan sampah rumah tangga seperti dari sisa makanan, limbah sisa makanan rumah tangga. Kemudian di letakkan di bak plastik dan didiamkan selama tiga hingga empat hari.
Setelah membusuk, limbah makanan ini akan menghasilkan belatung kemudian dipindahkan ke media bak plastik. Dalam lima hari, belatung dari sampah rumah tangga ini akan menjadi lalat.
Lalat kemudian diletakkan di keranda kelambu agar bisa bertelur dan kembali menghasilkan larva atau belatung. Larva yang dihasilkan dari proses telur lalat ini yang akan dipanen dan dijadikan pakan ikan lele. Belatung lalat ini selain baik sebagai nutrisi untuk ikan lele, juga sekaligus menghemat biaya pakan ikan.
Pemanfaatan pengolahan limbah rumah tangga ini juga mendapatkan sambutan baik dari ibu-ibu PKK di Kawasan SiwalanKerto. Selain bisa mendapatkan keterampilan baru, sekaligus bisa membantu keuangan rumah tangga.
"Untuk meringankan pakan lele itu. Jadi memelihara lalat jadi belatung bisa diberikan ke pakan lele," ujar Mahasiswi, Salmia Ambarwati.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bhayangkara, Ismail menuturkan, kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Bhayangkara ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas untuk mengelola sampah dan limbah rumah tangga.
Pemanfaatan limbah rumah tangga yang dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Bhayangkara Surabaya ini selain bisa digunakan untuk pakan lele, sisa sampah yang sudah divermentasi juga bisa digunakan untuk pupuk tanaman.