Surabaya Kejar Target 100-0-100

Upaya-upaya dalam mencapai target 100.0.100 itu terus dilakukan oleh Pemkot Surabaya.

oleh Liputan Enam diperbarui 02 Sep 2019, 13:58 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2019, 13:58 WIB
Petare, Kawasan Kumuh Venezuela (ilustrasi)
Seorang pria terlihat di antara lorong rumah di permukiman kumuh Petare, Caracas pada 19 Mei 2019. Petare yang merupakan kawasan kumuh terbesar di Venezuela menjadi rumah bagi lebih dari 500.000 jiwa. (Photo by MARVIN RECINOS / AFP)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan instansi terkait terus mengintensifkan penuntasan skala lingkungan zero kawasan kumuh di Surabaya. Salah satunya dengan kolaborasi dan akselerasi program perumahan dan kawasan permukiman untuk pencapaian target 100-0-100.

Target tersebut diartikan dalam 100 persen akses universal air minum, 0 persen permukiman kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak.

Kabid Sarana dan Prasarana Wilayah Bappeko Surabaya, Andi Prihandoko, mengatakan, untuk mendukung program tersebut, Pemkot Surabaya menetapkan beberapa kawasan prioritas peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.

Hal ini tercantum dalam Surat Keputusan (SK) Wali Kota Surabaya tahun 2015 tentang kawasan prioritas peningkatan kualitas perumahan dan permukiman di Kota Surabaya.

"Pemkot Surabaya mempunyai konsen yang cukup besar dalam peningkatan kawasan permukiman," kata dia, dkutip dari situs Pemkot Surabaya.

Keterangan itu disampaikan saat workshop Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang digelar Tim Program Kota Tanpa Kumuh (Program Kotaku) bekerja sama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Satuan Kerja Pembangunan Infrastruktur Pemukiman (Satker PIP), Satuan Kerja Provinsi Kamis (29/08/19).

Pelaksanaan workshop ini bertujuan untuk memberikan pembekalan dan pengetahuan kepada segenap peserta untuk berinovasi dan menyatukan visi misi dan pemikiran dalam mendukung penuntasan permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan di Kota Surabaya.

Secara luasan, lanjut Andi Prihandoko, Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia dan cukup padat. Maka dari itu, diharapkan adanya peningkatan kebijakan program dalam penanganan kumuh, strategi pencapaian target sisa pengurangan kumuh tahun 2019 bisa tuntas.

"Sehingga dibutuhkan suatu perencanaan yang benar-benar mengarah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar dia.

Ia menjelaskan, pada 2019, terdapat rencana aksi penuntasan penanganan skala lingkungan lokasi prioritas di 21 kelurahan Surabaya. Rencana aksi tersebut akan menyelesaikan sisa kawasan kumuh pada 2019 seluas 43,46 Ha.

"Melalui workshop ini kami berharap peran serta dan masukan-masukan dari para peserta dalam mendukung pencapain Kota Surabaya bebas dari kawasan kumuh,” terangnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kata Pakar Tata Kota ITS

(Foto: Instagram @Surabaya)
Pohon Tabebuya di Surabaya, Jawa Timur (Foto:Instagram @Surabaya)

Pakar Tata Tota Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS), Maztri Indrawanto menilai,  upaya-upaya dalam mencapai target 100.0.100 itu terus dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Kendati demikian, program Kotaku yang digaungkan sejak 2015 itu diharapkan bisa tuntas dalam empat bulan terakhir ini.

"Sehingga kita berharap Kota Surabaya menjadi pioner penataan program Kotaku di Indonesia dalam mencapai progres yang signifikan,” kata Maztri.

Dia mengatakan pihaknya mendorong Pemkot Surabaya, agar dalam empat bulan terakhir ini mempercepat progres pengerjaan di beberapa kawasan yang menjadi prioritas itu. Karena itu melalui workshop ini, diharapkan muncul output rumusan-rumusan tindak lanjut dari jajaran atau instansi terkait.

"Sehingga nanti output nya kita mendapatkan rumusan-rumusan yang akan dilakukan instansi atau jajaran terkait. Sehingga harapan kita semua, bulan September sampai November 2019 nanti bisa lancar dan tuntas," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya