PDIP Buka Penjaringan Pilwali Surabaya, Tiga Kandidat Sudah Daftar

Kandidat untuk penjaringan pilwali Surabaya yaitu Anggota DPRD Jatim Armuji, Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, dan Wakil Ketua DPD PDIP Jatim Eddy Tarmidi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 08 Sep 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2019, 14:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) membuka penjaringan calon kepala daerah Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) membuka penjaringan calon kepala daerah Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya, hingga 14 September 2019.

Saat ini, ada tiga kandidat yang sudah mendaftar atau mengambil formulir pendaftaran. Para kandidat itu adalah mantan Ketua DPRD Surabaya yang kini menjadi anggota DPRD Jatim Armuji, Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, dan Wakil Ketua DPD PDIP Jatim Eddy Tarmidi.

”Sampai saat ini yang mengambil formulir sudah tiga. Ada Pak Armuji dan Pak Eddy Tarmidi kemarin, dan hari ini Pak Whisnu,” tutur Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono di kantor PDIP Surabaya, Jalan Setail, Minggu (8/9/2019).

Pria yang karib disapa Awi ini mengatakan, pihaknya menjalankan Peraturan PDI Perjuangan Nomor 24 Tahun 2017 tentang Penjaringan Calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah.

Di Surabaya, mekanisme yang diterapkan adalah penjaringan tertutup karena perolehan suara yang diperoleh dalam Pemilu lalu di atas 25 persen.

”Penjaringan ini masih akan berlangsung sampai tanggal 14 September 2019. Kami memastikan tidak ada biaya apapun terkait penjaringan ini, karena bagi PDIP, Pilwali adalah sarana menghasilkan kepemimpinan untuk rakyat, kepemimpinan yang menyejahterakan warga, bukan ajang transaksional politik,” kata mantan wartawan tersebut.

Saat ditanya siapa yang paling berpeluang diberi rekomendasi oleh PDIP untuk maju Pilwali Surabaya, Awi menjawab, itu adalah kewenangan DPP PDIP.

”Tentang siapa yang direkomendasi, itu sepenuhnya adalah wewenang Ketua Umum Ibu Megawati Soekarnoputri. Apa yang diputuskan Ibu Ketua Umum, seluruh kader harus tegak lurus. Itu pada saatnya akan diumumkan oleh DPP PDIP. DPC PDIP Surabaya hanya sebatas memfasilitasi penjaringan,” ucap Awi.

Awi mengatakan, Pilwali Surabaya yang akan digelar pada September 2020 adalah ajang demokrasi yang harus dibingkai dengan nilai - nilai edukasi politik bagi publik.

”Bersama - sama dengan seluruh elemen rakyat, kami akan berjuang meneruskan kepemimpinan PDIP di Surabaya yang sudah berlangsung selama ini dan terbukti mendapat apresiasi positif dari warga. Tapi perjuangan itu tentunya kami landasi dengan nilai - nilai etik. Kami tidak ingin asal menang, tapi menang dengan membanggakan, yaitu menjadi satu kesatuan gerak dengan rakyat,” ujar dia.

Disinggung mengenai koalisi dengan partai lain, Awi mengatakan, hingga saat ini belum ada penjajakan. ”Sampai saat ini belum ada komunikasi dengan partai lain terkait Pilwali,” ucap Awi. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Jadi Pendaftar Pertama

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Surabaya, Adi Sutarwijono ditetapkan sebagai Ketua Sementara DPRD Kota Surabaya. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Anggota DPRD Jawa Timur (Jatim), Armudji mengambil formulir pendaftaran bakal Calon Wakil Wali Kota Surabaya untuk persiapan maju Pilkada Surabaya 2020 di kantor DPC PDI Perjuangan Jalan Setail Nomor 08 Kota Surabaya, Jawa Timur.

"Saya sudah ambil formulir pendaftaran kemarin pada 6 September 2019," kata Armudji kepada Antara di Surabaya, yang dilansir Sabtu (7/9/2019).

Diketahui Armudji merupakan pendaftar pertama setelah DPC PDI Perjuangan Surabaya membuka pendaftaran bakal cawali dan cawawali Surabaya.

Sedangkan untuk pendaftaran selanjutnya adalah Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya periode 2014-2019 sekaligus Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana yang akan mendaftar pada Minggu, 8 September 2019.

Armudji mendapat dukungan 136.308 suara atau peraih suara terbanyak di daerah pemilihan Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo) saat menjadi caleg DPRD Jatim dalam Pemilu Legislatif 2019.

Dukungan suara yang didapatkan Armudji bisa menjadi modal untuk maju sebagai cawawali. Adapun visi Armudji maju sebagai Cawawali Surabaya melalui PDI Perjuangan adalah terciptanya masyarakat Kota Surabaya yang sejahtera, mandiri, dan berkeadilan.

Sedangkan misinya mewujudkan pemerintahan bersih, efektif, inovatif, transparan, dan demokratis dan terus mengikis potensi-potensi korupsi, kolusi, dan nepotisme, menyiapkan sumber daya manusia unggul dan mampu berkompetisi secara global, terciptanya pemerataan pembangunan dan pengurangan kesenjangan wilayah, tersedianya infrastruktur publik yang memadai, terkoneksi, dan terintegrasi.

Selain itu, tersedianya pendidikan gratis 12 tahun dan meningkatkan kualitas pendidikan yang memiliki daya saing global, meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu dan menjangkau semua lapisan masyarakat, menghidupkan perekonomian kerakyatan yang berkeadilan dan bergotong royong, menguatkan partisipasi publik untuk membangun kemajuan dan kemandirian Kota Surabaya.

"Memperkokoh kerukunan kehidupan beragama dan budaya, menciptakan dunia usaha dan investasi yang berkeadilan, mengembangkan potensi wisata secara serius menuju peningkatan ekonomi rakyat dan menyediakan angkutan massal yang murah, cepat, dan terkoneksi," tutur dia

Gandeng Kepala Bappeko

Anggota DPRD Jatim ini sebelumnya menyatakan siap berpasangan dengan Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi di Pilkada Surabaya 2020. Selain itu, Armudji juga siap mundur sebagai anggota DPRD Jatim.

Menurut Armudji, keinginannya maju Pilkada Surabaya karena namanya bersama Eri Cahyadi masuk dalam survei internal yang digelar DPP PDI Perjuangan. Keputusan menggandeng Eri Cahyadi dikarenakan Eri merupakan birokrat sukses yang merupakan representasi dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Surabaya Consulting Group (SCG) menilai pasangan Cawali dan Cawawali Surabaya Armudji-Eri Cahyadi atau sebaliknya merupakan kombinasi politikus dan birokrat, seperti fatsun yang dijalani oleh PDI Perjuangan paling tidak dalam tiga Pilkada terakhir di Surabaya.

"Tentunya akan sangat menarik karena merupakan kombinasi politisi dan birokrat," kata Direktur Eksekutif Surabaya Consulting Group (SCG) Didik Prasetiyono.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya