Mahasiswa Surabaya Gelar Aksi Unjuk Rasa di Depan Gedung DPRD

Ribuan mahasiswa di Surabaya, Jawa Timur mulai menggelar aksi demo pada Rabu (25/9/2019) di depan Gedung DPRD Jawa Timur Jalan Indrapura.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Sep 2019, 12:56 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2019, 12:56 WIB
Asal-usul Nama Jalan Gunungsari Surabaya yang Bakal Diganti Nama Siliwangi
Patung Suro lan Boyo ikon Kota Surabaya karya Sigit Margono. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan mahasiswa di Surabaya, Jawa Timur mulai menggelar aksi demo pada Rabu (25/9/2019) di depan Gedung DPRD Jawa Timur Jalan Indrapura. Aksi gabungan besar demo mahasiswa se-Surabaya akan digelar pada Kamis, 26 September 2019.

Mengutip instagram sits_dishubsurabaya, ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi melintas menggunakan kendaraan bermotor menuju ke Jalan Indrapura kantor DPRD Provinsi. Saat ini, jajaran kepolisian dan petugas pemerintah kota Surabaya sudah bebeberapa titik untuk mengamankan unjuk rasa.

Diperkirakan sekitar 1.500 mahasiswa menggelar aksinya pada Rabu pekan ini. Aksi mahasiswa itu berasal dari sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Surabaya seperti Universitas Dr Soetomo Surabaya (Unitomo) dan Universitas 17 Agustus 1945.

Dishub Surabaya pun mengimbau masyarakat untuk menghindari jalan-jalan ini karena ada aksi demo mahasiswa Surabaya. Masyarakat diimbau untuk hindari rute jalan Ahmad Yani (Royal Plaza), DTC-Joyoboyo, dan Darmo-Simpang Polisi Istimewa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Polda Jatim Terjunkan 700 Personel

Kepolisian Daerah Jawa Timur (Jatim) menerjunkan sebanyak 700 personel untuk mengamankan aksi demonstasi mahasiswa menolak pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) di Surabaya, Jawa Timur.

"Ada 700 personel untuk hari ini. Ada beberapa anggota di Malang, saya siapkan juga. Memang Malang dan Surabaya ini menjadi atensi khusus,” ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan di depan Gedung DPRD Jatim di Surabaya, seperti dilansir Antara, Rabu (25/9/2019).

Ia menuturkan, kedatangannya ke Gedung DPRD Jatim untuk mengecek ulang kesiapan dan kelengkapan anggotanya. Terutama mengecek penggunana senjata oleh anggotanya.

“Kami cek tadi satu per satu, bagaimana cara penggunaannya. Kapan saat menggunakan gas air mata dan kami cek tidak ada yang membawa senjata, baik itu karena maupun tajam,” ujar dia.

Selain itu, pihaknya juga mengecek kondisi psikologi dan kesehatan dari anggota yang diterjunkan untuk mengawal aksi mahasiswa. Hal ini dilakukan agar emosi polisi tidak mudah terpancing.

“Ini untuk meyakinkan mereka polisi psikologisnya harus betul-betul siap, siap dalam artian tidak terpancing emosional. Dan kami sudah perintahkan anggota provos, untuk semua mengawasi anggota yang memang melaksanakan pengawasan, jangan sampai nanti mahasiswanya, peserta demonya tertib, anggota saya tidak tertib atau mungkin sebaliknya,” ujar dia.

Polda Jatim menuturkan, akan mengawal mahasiswa hingga dapat menyampaikan aspirasi dengan baik. Akan tetapi, Luki mengimbau mahasiswa untuk melakukan aksi sesuai aturan yang ada.

Ia berharap unjuk rasa dilakukan dengan tertib agar tidak hal yang tidak diinginkan. Hal ini menunjukkan Jawa Timur adalah cinta damai.

“Alhamdullilah kemarin dari beberapa kota kita bisa melihat tidak ada anarkis, masyarakat Jawa Timur cinta kedamaian. Masyarakat Jawa Timur terkenal dengan guyp dan rukunnya,” ujar dia.

Polda Jatim juga akan menyiapkan pasukan Asmaul Husna dengan mengedepankan polisi wanita pada aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPRD Jatim pada Kamis 26 September 2019.

“Kami ke depankan polwan besok kalau dalam jumlah besar. Mudah-mudahan dengan tampilnya polwan polwan yang nanti di depan, ini akan mendinginkan nanti pasukan anggota di belakang,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya