Hari Valentine, Surabaya Hujan Rintik-Rintik

Perkiraan cuaca di Surabaya hari ini menurut BMKG Juanda pada Jumat, 14 Februari 2020.

oleh Liputan Enam diperbarui 14 Feb 2020, 12:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2020, 12:00 WIB
ilustrasi percikan hujan.
ilustrasi percikan hujan. (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengatakan cuaca di Surabaya pagi menjelang siang terpantau cerah berawan (14/2/2020).

Prakirawan BMKG Juanda, Rendy mengatakan, Surabaya  akan diguyur hujan pada malam hingga dini hari. Potensi hujan turun tersebut mempunyai intensitas ringan hingga lebat.

“Hujan lokal pada malam menjelang dini hari, kalau sore ya, mendung. Hujan ini juga disertai petir dan angin,” kata Rendy kepada Liputan6.com, Jumat (14/2/2020).

Ia juga mengatakan suhu udara di Surabaya dan sekitarnya berada di sekitar 26 – 32 derajat celsius dengan kelembaban 65 – 95 persen.

“Angin datang dari arah barat dengan kecepatan 30 KM per jam,” kata dia.

Rendy juga mengimbau masyarakat untuk waspada dan berhati-hati terhadap hujan yang berpotensi turun di wilayah Surabaya dan sekitarnya.

“Waspada angin kencang dan petir. Petir bisa mengakibatkan antena, baliho, dan pohon tumbang," ujar dia.

Mengutip dari laman web juanda.jatim.bmkg.go.id, sebagian besar wilayah di Jawa Timur sudah turun hujan dengan rata-rata angin datang dari arah barat dan kelembaban sekitar 80 persen.

 

(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret

20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.

"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.

Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.

"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.

"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," katanya seperti dikutip dari Antara.

 

Waspadai Angin Kencang

Ilustrasi – hujan lebat disertai angin kencang rawan terjadi pada musim pancaroba. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – hujan lebat disertai angin kencang rawan terjadi pada musim pancaroba. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sementara itu, terkait dengan potensi bencana pada musim pancaroba, dikatakannya selain angin puting beliung, ada bencana lain yang wajib diwaspadai yaitu angin kencang, petir, dan hujan lebat yang datang tiba-tiba.

Mengenai daerah yang berpotensi terkena bencana tersebut, dikatakannya, cenderung merata.

"Kalau Jawa Tengah itu angin kencang merata, tidak milih wilayah. Kemarin juga sudah dimulai angin puting beliung karena sempat ada jeda hujan sebentar, itu masa transisi," kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya