BMKG Juanda: Surabaya Berpeluang Hujan pada Malam Hari

BMKG Juanda prediksi Surabaya akan alami hujan lokal pada malam hari pukul 19.00 WIB

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Mar 2020, 13:20 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2020, 13:20 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ilustrasi Taman di Surabaya, Jawa Timur (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan, Surabaya, Jawa Timur cerah berawan pada Sabtu (28/3/2020).

Mengutip instagram @infobmkgjuanda, Surabaya akan cerah berawan pada pukul 13.00 WIB dan berawan pada pukul 16.00 WIB. Sedangkan malam hari di Surabaya akan alami hujan lokal pada pukul 19.00 WIB dan cerah pada pukul 22.00 WIB.

Suhu di Surabaya akan di kisaran 26-33 derajat celsius. Kecepatan angin 20 KM per jam dan kelembaban udara 60-90 persen. Pada siang ini, Surabaya terpantau hujan disertai petir pada pukul 12.30 WIB. Suhu di Surabaya 28 derajat celsius.

BMKG Juanda juga merilis peringatan dini tiga harian di Jawa Timur untuk mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang.

Pada Sabtu, 28 Maret 2020, siang hingga sore hari, waspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang di Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso dan Situbondo.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret

20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.

"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.

Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.

"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.

"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya