Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksi Surabaya, Jawa Timur alami hujan disertai petir pada Rabu (24/3/2020).
Mengutip laman BMKG Juanda, hujan disertai petir itu akan terjadi pada pukul 16.00 WIB. Sedangkan pada pukul 13.00 WIB, Surabaya akan hujan lokal. Demikian juga pada malam hari, Surabaya akan hujan lokal pukul 19.00 WIB. Pada pukul 22.00 WIB, Surabaya akan berawan.
Suhu akan berada di kisaran 26-33 derajat celsius dengan kecepatan angin 20 KM per jam. Kelembapan udara 75-95 persen.
Advertisement
Pada siang hari, cuaca di sebagian besar wilayah di Surabaya akan hujan petir. Suhu 33 derajat celsius dengan kecepatan angin 20 KM per jam.
Baca Juga
BMKG Juanda juga merilis peringatan dini tiga harian untuk wilayah Jawa Timur agar mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang. Pada siang hingga sore hari waspadai hujan intensitas sedang hingga lebat di Surabaya, Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Gresik, Pulau Bawean.
Selain itu Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Nganjuk, Kabupaten Madiun, Ngawi, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Malang, Kota Malang, Batu, Kabupaten Pasuruan.
Selanjutnya di Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Bangkalan, Pamekasan, Sampang dan Sumenep. Sedangkan malam hari di Lumajang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
BMKG: Puncak Musim Hujan hingga Maret
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020.
"Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus DIY dan Jateng berlangsung pada Januari-Februari," kata Kepala BMKG Dwikora Karnawati di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa 11 Februari 2020.
Selanjutnya, ujar dia, di kisaran April-Mei sudah memasuki musim kemarau, transisinya adalah pancaroba.
"Untuk ancaman bencananya beda lagi, bukan longsor atau banjir tetapi angin puting beliung. Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Tuban Wiyoso mengatakan lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lain karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.
"Ini terjadi pada kurun waktu Desember-Februari, puncaknya Januari-Februari. Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari," kata dia seperti dikutip dari Antara.
Advertisement