143 Santri Sidoarjo Jalani Pemeriksaan Kesehatan untuk Antisipasi Corona COVID-19

Petugas kesehatan dari Dokkes Polresta Sidoarjo, Jawa Timur, mengecek kesehatan 143 santri Sidoarjo yang baru pulang dari Mojokerto,

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2020, 22:00 WIB
Ilustrasi –Santri di Ponpes Metal Tobat, Cilacap bersiap mengaji. Pesantren ini memiliki metode unik untuk menyembuhkan pecandu narkoba. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi –Santri di Ponpes Metal Tobat, Cilacap bersiap mengaji. Pesantren ini memiliki metode unik untuk menyembuhkan pecandu narkoba. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi di Sidoarjo mengimbau 143 santri yang baru datang dari Pondok Pesantren Amanatil Ummah, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur untuk karantina mandiri di rumah masing-masing.

Selain itu, bila ada keluhan sakit untuk segera periksa ke rumah sakit dan klinik terdekat. Sebelumnya, petugas kesehatan dari Dokkes Polresta Sidoarjo, Jawa Timur, mengecek kesehatan 143 santri tersebut.

Kapolsek Sidoarjo Kota Kompol, Supiyan menuturkan, upaya ini adalah sebagai langkah antisipasi guna mencegah penyebaran virus corona di wilayah Kabupaten Sidoarjo.

"Kepada para santri ini, kami imbau supaya melakukan karantina di rumahnya masing-masing, dan apabila ada keluhan sakit supaya segera periksa ke rumah sakit atau klinik terdekat dan koordinasi dengan perangkat desa setempat," ujar dia di sela kegiatan pemeriksaan di GOR Sidoarjo, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (11/4/2020).

Ia menuturkan, santri tersebut datang dari Mojokerto dengan menumpang kendaraan elf sejumlah sebelas unit. "Kemudian para santri tersebut langsung mengikuti proses pengecekan kondisi tubuh sesuai protokol kesehatan pencegahan COVID-19 saat turun dari kendaraan di halaman GOR Sidoarjo," kata dia.

Ia mengatakan, proses yang mereka ikuti antara lain pemeriksaan suhu tubuh, penyemprotan disinfektan melalui bilik antikuman, cuci tangan menggunakan cairan pembersih tangan serta wajib menggunakan masker.

"Satu per satu seluruh santri yang datang maupun pengurus ponpes yang turut mendampingi, juga tidak luput dari pemeriksaan kesehatan dari Dokkes Polresta Sidoarjo," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Libur Kegiatan Pendidikan di Pesantren

Ilustrasi - Santri mengaji di masjid. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi - Santri mengaji di masjid. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sementara itu, Ustad Budi selaku pengurus Ponpes Amanatul Ummah mengatakan kedatangan para santri Ponpes Amanatul Ummah ini dalam rangka libur kegiatan pendidikan di pesantren.

"Para santri datang dalam rangka mengisi waktu liburan mereka," kata dia.

Setelah melaksanakan berbagai pemeriksaan tersebut, kemudian pada santri itu dijemput keluarga atau wali santri dan selanjutnya dibawa pulang ke rumah masing-masing.

Pemkab Sidoarjo Siapkan Bantuan Bahan Pokok

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur akan menyiapkan bantuan bahan pokok kepada penduduk miskin di kabupaten setempat yang terdampak pandemi virus corona penyebab COVID-19.

Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin menuturkan, untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah telah mempersiapkan bantuan berupa bahan pokok.

"Bantuan bahan pokok juga akan didistribusikan kepada 24.000 keluarga yang terdampak COVID-19 di luar data PKH," kata dia, seperti dikutip dari Antara, Jumat, 10 April 2020.

Sekretaris Dinas Sosial Ahmad Misbahul Munir mengatakan, basis data yang ada saat ini terdapat 135.000 keluarga dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

"Di dalamnya ada 35.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), ada yang mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT)," ujar dia.

Ia mengatakan, dari data 135.000 keluarga itu, juga ada 73.000 keluarga penerima Bantuan Sosial Pangan (BSP), yang diterima setiap bulan.

"Sebelum ada wabah ini jumlah bantuannya sebesar Rp110.000, di tahun 2020 naik menjadi Rp150.000. Sejak adanya wabah COVID-19 bantuannya naik menjadi Rp250.000 untuk enam bulan ke depan. Namun, bantuan tersebut tidak bisa diambil uang harus dibelanjakan ke agen yang ditunjuk," ujar dia.

Asisten Tata Pemerintahan dan Kesra, M. Ainur Rahman menggarisbawahi bahwa bantuan kepada 24.000 keluarga bisa dikoordinasi yang baik dengan relawan, aparat desa, kecamatan, dan Disperindag Sidoarjo, agar tidak terjadi tumpang tindih data.

"Selain itu, kami berharap datanya bisa masuk dulu ke kami baru bisa dilakukan pendistribusian bantuan bahan pokok, karena ini terkait pertanggungjawaban anggaran Dinas Perindag Kabupaten Sidoarjo," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya