Neraca Dagang Jawa Timur Cetak Surplus Selama Kuartal I 2020

Jawa Timur catatkan surplus neraca dagang sebesar USD 348,73 juta pada Januari-Maret 2020

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Apr 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2020, 20:00 WIB
Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Stastik (BPS) Jawa Timur melaporkan neraca perdagangan Jawa Timur selama kuartal I 2020 (Januari-Maret) alami surplus USD 348,73 juta.

Hal itu dipicu dari sektor nonmigas yang surplus USD 1,35 miliar meski sektor migas alami defisit USD 1,01 miliar. Sementara itu, neraca dagang Jawa Timur selama Maret 2020 surplus USD 194,95 juta. Surplus ini disebabkan sektor nonmigas alami surplus US 449,02 juta sedangkan sektor migas defisit USD 254,07 juta.

Ekspor Jawa Timur mencapai USD 1,99 miliar pada Maret 2020 atau turun 0,24 persen dibandingkan Februari 2020. Nilai itu dibandingkan Maret 2019 naik sebesar 9,9 persen. Sementara itu, ekspor nonmigas Maret 2020 mencapai USD 1,94 miliar atau naik 1,9 persen dibandingkan Februari. Demikian mengutip laman BPS Jawa Timur, Rabu (15/4/2020).

Nilai itu dibandingkan Maret 2019 naik sebesar 12,21 persen. Ekspor migas Maret 2020 mencapai USD 42,55 juta atau turun 49,12 persen dibandingkan Februari 2020. Angka itu juga turun 43,32 persen jika dibandingkan Maret 2019.

Golongan barang utama ekspor nonmigas Maret 2020 antara lain perhiasan/permata sebesar USD 586,84 juta. Disusul oleh kayu dan barang dari kayu sebesar USD 125,44 juta, kemudian lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD 114,63 juta.

Selama Januari-Maret 2020, ekspor dari Jawa Timur sebesar USD 5,77 miliar atau naik 15,02 persen dibandingkan kuartal I 2019 sebesar USD 5,02 miliar.

Untuk negara tujuan ekspor nonmigas terbesar pada Januari-Maret 2020 yaitu Jepang mencapai USD 780,65 juta. Peranan ekspor nonmigas ke Jepang mencapai 13,92 persen. Disusul ekspor ke Singapura sebesar USD 757,33 juta atau dengan peranan 13,50 persen. Kemudian ke Amerika Serikat USD 683,21 juta dengan peranan 12,18 persen.

Selain itu, ekspor nonmigas ke kawasan ASEAN mencapai USD 1.387,13 juta atau dengan kontribusi 24,73 persen. Sedangkan ekspor nonmigas ke Uni Eropa USD 385,97 juta atau 6,88 persen.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Impor Naik 11,27 Persen pada Maret 2020

Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, impor Jawa Timur mencapai USD 1,79 miliar atau naik 11,27 persen dibandingkan Februari 2020. Angka impor Jawa Timur ini meningkat 1,02 persen dibandingkan Maret 2019.

Sementara itu, impor nonmigas Maret 2020 mencapai USD 1,49 miliar atau naik 22,95 persen dibandingkan Februari. Nilai impor nonmigas turun 0,79 persen dibandingkan Maret 2019. Impor migas Maret 2020 sebesar USD 296,62 juta atau turun 24,74 persen dibandingkan Februari. Dibandingkan Maret 2019, nilai itu naik 11,24 persen.

Golongan barang utama impor nonmigas pada Maret 2020 adalah golongan barang besi dan baja (HS 72) sebesar USD 155,91 juta. Kemudian golongan barang mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) senilai USD 144,57 juta dan golongan barang perhiasan/permata (HS 71) sebesar USD 129,02 juta.

Selama Januari-Maret 2020, impor yang masuk ke Jawa Timur sebesar USD 5,42 miliar atau turun 2,68 persen dibandingkan Januari-Maret 2019 yakni sebesar USD 5,57 miliar.

Negara asal barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Maret 2020 impor nonmigas terbesar selama Januari-Maret 2020 antara lain dari Tiongkok USD 1,04 miliar atau 24,57 persen. Disusul dari Amerika Serikat sebesar USD 38,10 juta (7,25 persen) dan impor dari Thailand sebesar USD 233,11 juta atau 5,48 persen.

Sementara itu, impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD 728,99 juta atau 17,15 persen, sedangkan impor nonmigas dari Uni Eropa mencapai USD 387,92 juta atau 9,13 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya