19 PNS Pemprov Jawa Timur Terinfeksi Corona COVID-19

Pemerintah provinsi Jawa Timur akan menggelar tes cepat massal Corona COVID-19 kepada seluruh PNS.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Jun 2020, 07:29 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2020, 07:29 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 7.286 pegawai negeri sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) dari 35 organisasi perangkat daerah (OPD) di pemerintah provinsi Jawa Timur (Jatim) mengikuti tes cepat atau rapid test massal terkait Corona COVID-19.

Dari tes cepat itu, 218 PNS dinyatakan reaktif tes cepat, dan dilakukan tes swab atau tes usap, hasilnya 19 PNS terpapar Corona COVID-19, dan sisanya menunggu hasil tes.

"Tes usap dilakukan kepada para ASN yang saat tes cepat sebelumnya hasilnya reaktif," tutur Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jatim Nurcholis di Surabaya, Selasa malam, 23 Juni 2020, seperti dikutip dari Antara.

Akan tetapi, Nurcholis tidak merinci identitas 19 orang ASN Pemprov Jatim yang positif corona tersebut, termasuk asal organisasi perangkat daerah (OPD) yang merupakan tempat bekerjanya sehari-hari.

Ia menuturkan, dari 55 OPD di lingkungan Pemprov Jatim, sebanyak 35 OPD sudah melakukan tes cepat massal atau rapid test Corona COVID-19 secara jumlah adalah 7.286 orang ASN (9,35 persen) dari 77.593 orang ASN per 23 Juni 2020.

"Hasilnya, terdapat 218 orang ASN reaktif tes cepat, lalu dilakukan tes usap dan yang negatif 38 orang, positif corona 19 orang, serta sisanya masih menunggu hasil," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pemprov Jatim Bakal Tes Cepat Massal kepada Seluruh PNS

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan Pemprov Jatim akan melakukan tes cepat massal kepada seluruh ASN dan berpesan terhadap ASN yang hasilnya reaktif maupun positif agar tidak panik.

"Jangan ada yang menyebut COVID-19 ini aib atau tabu. Ini sesuatu yang harus dihadapi bersama dan tetap bahagia agar imun membaik," kata Khofifah.

Para ASN yang dinyatakan reaktif, kata Khofifah, nantinya dilakukan karantina di Gedung BPSDM Jatim di Surabaya.

Selanjutnya bagi ASN Pemprov Jatim yang hasil tes usapnya positif corona tetapi dengan gejala ringan dan sedang akan dirawat di Rumah Sakit Lapangan, serta mereka yang memiliki gejala berat dirawat ke rumah sakit rujukan utama.

 

Perkembangan Corona COVID-19 di Jawa Timur pada 23 Juni 2020

Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Di sisi lain, berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim per Selasa pukul 17.00 WIB, terdapat tambahan kasus positif sebanyak 274 orang sehingga secara keseluruhan mencapai 10.092 orang.

Khusus Kota Surabaya, tambahannya 107 orang atau secara total pasien COVID-19 jumlahnya 4.878 orang, lalu tambahan Sidoarjo 60 orang atau total keseluruhan mencapau 1.260 orang, dan Gresik tambahannya 32 orang atau jumlahnya total 515 orang.

Tambahan kasus tidak sedikit juga terjadi di Kota Malang yaitu 20 orang (total kasus 168 orang), Jombang 14 orang (total kasus 210 orang) dan Kabupaten Malang 13 orang (total kasus 187 orang).

Untuk tambahan kasus lain berasal dari beberapa daerah dengan jumlah bervariasi, yaitu Kabupaten Pasuruan bertambah tujuh orang, Lamongan satu orang, Kabupaten Kediri tiga orang, Bangkalan enam orang, Kabupaten Mojokerto dua orang dan Kabupaten Probolinggo satu orang.

Lalu, Bojonegoro dua orang, Jember empat orang, Magetan dua orang, Sampang dua orang, Nganjuk empat orang, Lumajang empat orang, Kota Pasuruan tiga orang, Kota Mojokerto satu orang, Kota Probolinggo tiga orang, Sumenep satu orang, Pacitan satu orang serta Kota Blitar satu orang.

Sedangkan, untuk pasien sembuh tambahannya 80 orang sehingga keseluruhan mencapai 2.995 orang dan kasus meninggal dunia bertambah sembilan orang atau totalnya sebanyak 753 orang.

Tentang warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) totalnya 9.587 orang dan warga yang termasuk pada kasus orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 27.655 orang.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya