Kadin Jatim Dorong UMKM Mampu Kuasai Pasar Ekspor

Kadin Jatim juga telah membentuk tim untuk memberikan pelatihan kepada UMKM bagaimana memanfaatkan teknologi digital dalam hal pemasaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Agu 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2020, 04:00 WIB
Pemerintah Targetkan 10 Juta UMKM Go Digital
Pemilik showroom dan bengkel Gitar "music666", Ridwan dan Rudi mendemonstrasikan gitar yang akan dijual secara daring di Ciledug, Tangerang, Rabu (22/7/2020). Pemerintah menargetkan 10 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada tahun ini terhubung dengan platform digital (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kamar dagang dan Industri (Kadin) Jatim mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengembangkan usahanya dengan menerapkan empat poin konsistensi sehingga dapat kuasai pasar ekspor

Hal itu masing-masing konsisten dalam kualitas produk, konsisten dalam kuantitas produk, konsisten dalam harga dan terakhir konsisten dalam hal waktu. Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto menuturkan, empat poin konsistensi itu tujuannya agar UMKM mampu menguasai pasar ekspor.

"Ini yang harus dijaga, empat poin konsisten juga sedang dilakukan Kadin Jatim bersama Kadin Kabupatan dan Kota dalam melakukan pendampingan UMKM," kata Adik dalam webinar dengan tema "Strategi UMKM untuk Menembus Pasar Dunia" yang dihadiri ratusan UMKM tersebut, dikutip dari Antara, ditulis Minggu (2/8/2020).

Dia menuturkan, UMKM harus benar-benar fokus konsisten dalam kualitas produksi, karena masih banyak UMKM yang kualitasnya tidak stabil. Sementara konsisten dalam hal kuantitas juga diperlukan agar tidak menggangu kontrak yang telah dibuat dengan pembeli luar negeri, karena kadang UMKM sekali waktu bisa memproduksi banyak tetapi sekali waktu tidak.

"Untuk konsisten dalam harga karena terkait dengan kepercayaan, dan konsisten dalam hal waktu terkait dengan jadwal pengiriman barang," ujar dia.

Ia mengatakan, Kadin Jatim juga telah membentuk tim untuk memberikan pelatihan kepada UMKM bagaimana memanfaatkan teknologi digital dalam hal pemasaran.

"UMKM juga harus bisa memanfaatkan jaringan internasional yang dimiliki Indonesia di luar negeri, seperti konsul dagang, diaspora dan Kadin Jatim Representative Office. Selain itu juga ada jaringan The Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC), yaitu organisasi nirlaba milik pemerintah di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Indonesia," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

UMKM Terbagi dalam 3 Kluster

Pemberdayaan UMKM dengan KUR Berbunga Rendah
Pekerja menyelesaikan produksi kulit lumpia di rumah industri Rusun Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM terus mendongkrak UMKM dengan menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbunga cukup rendah, yakni 6 persen. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Sementara itu Kepala Bea Cukai Kediri Suryana yang juga ikut dalam webinar itu menuturkan, memang tidak semua pelaku UMKM mengerti tentang pasar ekspor.

Sejauh ini, kata Suryana, UMKM hingga kini masih terbagi dalam tiga kluster. Kluster pertama adalah UMKM yang sudah melakukan ekspor tetapi belum manfaatkan fasilitas fiskal, kedua UMKM yang mempunyai potensi ekspor tetapi pemahaman tentang ekspor masih minim.

"Mereka masih berpikiran jika ekspor itu harus dengan volume besar. Padahal tidak. Untuk itu, kami mencoba dengan memanfaatkan jasa titipan Kantor Pos untuk konsolidasi barang dari Kediri," ujar Suryana.

Kluster ketiga, kata dia, adalah UMKM yang telah melakukan ekspor dalam volume kecil-kecil tetapi jika dikumpulkan bisa menjadi barang ekspor dengan skala besar dan bisa menjadi satu penekanan konsistensi produk.

"Ini PR bersama kita, bagaimana produk yang sama tidak bersaing tetapi justru bisa bersinergi," tegasnya.

Ia juga mengakui, sejauh ini UMKM belum ada yang menggunakan dan memanfaatkan fiskal, misalkan tentang relaksasi ijin impor bahan baku bagi UMKM.

"Ini juga menjadi tugas kita bagaimana memberikan pemahaman kepada mereka bahwa pasar sudah sangat terbuka, fasilitas juga sangat terbuka. Kalau warga karisidenan Kediri hanya jadi penonton, maka kita tidak akan bisa menang di rumah sendiri, tetapi justru menjadi tamu di rumah sendiri," kata Suryana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya