Liputan6.com, Malang - Sudah hampir dua tahun ini warga RW 5 Kelurahan Purwantoro, Kota Malang, tidak harus ke pasar bila ingin membeli ikan air tawar seperti lele sampai nila. Sebab, di kampung mereka sudah tersedia banyak dari hasil budidaya ikan konsumsi itu.
Budidaya ikan memanfaatkan saluran air atau selokan permukiman. Sampai hari ini sudah ada enam kolam di isi beragam ikan. Aneka sayuran turut ditanam di pinggir jalan salah satu kampung padat penduduk di Kota Malang ini.
Advertisement
Baca Juga
Semua bermula dari keinginan warga untuk mengurangi potensi banjir dampak limpasan sungai saat hujan lebat mengguyur. Gagasan itu diwujudkan begitu selesai memperbaiki drainase kampung pada awal 2018 silam.
“Di sini sering banjir. Warga inisiatif membenahi drainase, lalu timbul pikiran kok sayang kalau dibiarkan begitu saja,” kata Anwar Sumaryono, anggota Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Sumber Mili, RW 5, Purwantoro, Kota Malang, Minggu, 30 Agustus 2020.
Selokan diperbaiki sepanjang 12 meter dan lebar 70 sentimeter. Setelah itu, warga punya ide mengisi saluran air yang baru diperbaiki itu dengan 2 ribu ekor bibit lele. Dibuat sekat pengontrol pelindung ikan agar tak terbawa arus bila air dari sungai mengalir deras.
Di atasnya ditanam sayuran dengan sistem aquaponik. Begitu tahu program warga, Dinas PU setempat meminta warga membuat proposal perbaikan selokan jadi drainase. Total yang diperbaiki sepanjang lebih dari 150 meter dan lebar 1 meter berkedalaman 1 meter.
“Sudah tidak banjir. Sekarang sudah dimanfaatkan jadi enam kolam dan akan ditambah lagi. Diisi mulai dari lele, nila, wader. Sekarang mulai coba koi dan tombro,” ucap Anwar.
Ada sekitar 2 ribu ekor lele, 3 ribu ekor nila, 11 ribu ekor wader dan 300-400 ekor koi serta tombro. Hasil budidaya ikan lele dan nila di selokan itu sudah berkali-kali dipanen. Air pun tak pernah lagi melimpas ke permukiman warga.
Ketahanan Pangan
Soal kebutuhan pakan ikan, warga menjalin kerjasama dengan salah satu restoran siap saji. Limbah atau makanan sisa diambil gratis setiap hari untuk dijadikan pakan ikan. Ini sebagai cara menekan pengeluaran untuk kebutuhan pakan ikan.
Sedangkan hasil panen ikan dijual ke warga dengan harga lebih murah dibanding dengan harga di pasar. Lele seberat 1 kilogram misalnya, dijual seharga Rp 19 ribu, sedangkan nila seharga Rp 30 ribu per kilogram.
“Lele bisa tiap hari dipanen. Sementara ini hasilnya masih melayani kebutuhan warga saja, karena kami belum punya pasar untuk menjual hasil panen,” ujar Anwar Sumaryono.
Bila ada permintaan, lele bisa diolah jadi baso sampai kerupuk. Uang hasil penjualan sebagian masuk kas RW, sebagian dikelola Pokdakan Sumber Mili untuk biaya operasional. Sekaligus untuk modal menambah bibit budidaya ikan.
Aneka sayuran seperti tomat, selada, cabai, kol, kangkung sampai sawi turut ditanam di sepanjang jalan maupun di atas saluran air. Ini cukup membantu warga di tengah situasi pandemi ini. Warga bisa membeli ikan dengan harga terjangkau.
“Sayur juga bisa petik sendiri. Saya mulai tanam sayur sejak dua tahun lalu, sesuai saran pengurus RW. Mau beli ikan murah ya ada di sini,” kata seorang warga, Mistinah.
Ia pun tak keberatan bila ada tetangga meminta dan memetik tomat yang ditanamnya. Apalagi bibit tanaman disediakan gratis oleh pengurus RW untuk warga yang berminat. Mistinah juga berencana menanam jenis rempah – rempah.
“Rencana mau tanam jahe merah dan empon – empon lainnya. Di awal pandemi corona kan kalau mau beli harganya mahal,” ujarnya.
Advertisement
Kampung Tangguh
RW 5, Kelurahan Purwantoro menerapkan urban farming berkelanjutan sejak dua tahun silam. Sekarang warga menikmati hasilnya, tersedia bahan pangan di lingkungannya. Di situasi pandemi, kampung ini nyaris memenuhi syarat kampung tangguh sebenarnya.
Tersedia bahan pangan untuk warga dan dijual dengan harga murah. Bahkan sempat menyediakan secara gratis sejumlah kebutuhan pokok warga. Kampung ini ditetapkan jadi salah satu kampung tangguh di Kota Malang.
“Saat masa PSBB, kampung melayani masyarakat lewat mlijo gratis, menyediakan sayuran dan beberapa bahan pokok lain secara gratis,” ujar Anwar Sumaryono.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa sampai Menko PMK Muhadjir Effendi sempat pula berkunjung ke kampung ini. Mengapresiasi apa yang sudah digagas dan dilaksanakan oleh warga.
“Di tengah situasi pandemi ini, ini sangat membantu warga. Tentu ini tetap perlu didukung pemerintah,” ucap Anwar.