Mulai Gaya Hidup Minim Sampah dari Rumah

Untuk membentuk perilaku pengelolaan sampah dalam masyarakat diperlukan tahapan awal yaitu memberikan edukasi pilah sampah.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2020, 06:00 WIB
Ilustrasi Sampah
Ilustrasi sampah (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) turut memberdayakan ibu rumah tangga dan anak muda untuk mengelola sampah dengan menghimpun sampah anorganik.

Untuk menggenjot semangat mengelola sampah di masyarakat tersebut, BSIS berupaya memberikan harga tukar sampah yang stabil.

Staf Hubungan Masyarakat Bank Sampah Induk Surabaya, Nurul Chasanah menyampaikan hal itu saat webinar bertajung Journey to the Waste: From Zero to Hero yang digelar oleh ITS, seperti ditulis Kamis, (9/9/2020).

Nurul menuturkan, untuk membentuk perilaku pengelolaan sampah dalam masyarakat diperlukan tahapan awal yaitu memberikan edukasi pilah sampah. Kemudian masyarakat diharapkan dapat memilah sampah secara mandiri dari rumah masing-masing.

"Jika bisa menularkannya kepada sekitar, masyarakat dapat menginisiasi bank sampah unit atau disetor langsung ke bank sampah induk,” kata dia.

Selain itu, BSIS juga memberdayakan masyarakat rumahan seperti ibu rumah tangga dan anak muda untuk menghimpun sampah anorganik.

"Seperti halnya menabung, sampah yang disetor pada kami dapat ditukarkan dengan uang tunai dan kami yang bertanggung jawab atas proses daur ulang,” kata dia.

Dengan capaian pengolahan 361,57 ton sampah anorganik sepanjang 2019, BSIS kerap menunjukkan konsistensi dalam sepuluh program unggulannya. Salah satu yang menjadi andalan masyarakat adalah penukaran 53 jenis sampah anorganik.

"Mulai dari sampah botol kaca sampai minyak jelantah sisa, kami pastikan untuk didaur ulang melalui kerjasama dengan pihak terpercaya," tutur  Nurul.

Untuk menggalakkan semangat pengelolaan sampah di masyarakat, bank sampah terbaik nasional 2017 ini berusaha memberikan harga tukar sampah yang relatif stabil.

"Kami juga hadirkan kemudahan dengan program jemput sampah yang dilengkapi dengan catatan administrasi penyetoran yang lengkap bagi nasabah," ujar Nurul.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pakai Langkah 6R

Ilustrasi sampah plastik
Ilustrasi sampah plastik. (dok. RitaE/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Sementara itu, Pendiri Zero Waste Indonesia, Maurilla Sophianti Imron menuturkan, rata-rata produksi sampah setiap orang di Indonesia mencapai 0,7 kilogram setiap hari.

"Artinya, total produksi harian sampah masyarakat mencapai 175.000 ton dan hanya tujuh persen yang mengalami pengelolaaan lanjut," ujar dia.

Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat memulai gaya hidup baru minim sampah dengan langkah 6R. Yaitu, Rethink atau pikirkan ulang sebelum membeli barang, Refuse atau menolak pemakaian plastik, Reuse atau menggunakan kembali, Reduce mengurangi pemakaian plastik, Repair atau memperbaiki barang yang rusak, dan Recycle atau mendaur ulang.

"Salah satu program yang kami kampanyekan adalah #TukarBaju yang menekankan pada aspek reuse dengan saling menukar baju dibandingkan membeli baju baru," ujar ibu satu anak tersebut.

Tak lupa, ia menegaskan, zero waste adalah bagaimana seseorang dapat bijak dalam konsumsi dan bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan. Dimulai dari meyakinkan diri sendiri, lalu menyebarkannya ke sekitar.

"Karena pada hakikatnya kita adalah agen perubahan, maka dari itu start here and start now," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya