BKKBN Jatim Dapat Tambahan Dana Rp 55 Miliar untuk Tekan Angka Kehamilan

BKKBN Jatim mendapat tambahan Rp55 miliar untuk mengakomodasi masyarakat agar tidak drop out KB dengan cara suntik, pasang susuk dan lainnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Nov 2020, 00:00 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2020, 00:00 WIB
hamil
ilustrasi hamil/Photo by Michalina on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Mencegah meningkatnya angka kehamilan, Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur diberi anggaran sebesar Rp55 miliar saat pandemik COVID-19.

"Dulu anggaran di Jatim hanya Rp5 miliar, sekarang Rp55 miliar. Ini salah satu upaya untuk mencegah kehamilan. Dana sebesar itu untuk aseptor," kata Kepala BKKBN Pusat Hasto Wardoyo saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Minggu, 22 November 2020.

Hasto menjelaskan, anggaran senilai Rp55 miliar tersebut untuk mengakomodasi masyarakat agar tidak drop out KB dengan cara suntik, pasang susuk dan lainnya, dilansir dari Antara.

Sementara itu dengan ada pandemik COVID-19 alat kontrasepsi sudah bisa diantar ke bidan-bidan negeri dan swasta. Dia menuturkan, hal itu diperbolehkan asal dengan prosedur, yakni menghibahkan barang milik negeri ke swasta.

"Karena kami mengkhawatirkan tahun depan jika pandemik belum selesai dan banyak angka 'drop out' KB di masyarakat, maka angka kehamilan akan tinggi. Maka sekarang kami pro-aktif ke masyarakat," ujarnya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Prediksi Angka Kehamilan di Surabaya

Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa Selama Ramadan?
Ilustrasi ibu hamil. (unsplash.com).

Hasto menuturkan, angka drop out KB secara nasional saat pandemik COVID-19 masih mendekati sembilan persen, tapi Surabaya bisa sampai 13 persen.

"Kami sangat memperhatikan itu. Kalau ada tiga juta orang yang minum pil KB tapi tidak minum, suntik pil KB tapi tidak suntik, maka diperkirakan angka kehamilan akan naik. Itu yang harus diantisipasi," ujarnya.

Selain itu terjadi angka penurunan aseptor KB pada bulan Maret-April. Pada bulan itu, Hasto memprediksi ada tambahan angka kehamilan sekitar 400 ribu.

"Kita akan lihat pada bulan Januari 2021 seperti apa. Dengan anggaran Rp55 miliar ini semoga dapat mencegah tingginya kehamilan di Jatim," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya