BPBD Kota Madiun Aktifkan Kembali Alat Deteksi Dini di Tiga Titik Rawan Banjir

Saat lampu pada alat EWS menyala berwarna merah dan sirine berbunyi, sudah dapat dipastikan hal tersebut sebagai tanda siaga.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Nov 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2020, 16:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi banjir. (dok. pixabay/@hermann)

Liputan6.com, Jakarta - Alat pendeteksi dini atau "Early Warning System" (EWS) saat air sungai meluap di tiga titik rawan bencana Kota Madiun kembali diaktifkan guna mengantisipasi bencana banjir di musim penghujan.

Kepala BPBD Kota Madiun Agus Hariono mengatakan, alat EWS tersebut telah diaktifkan kembali setelah lama tidak difungsikan selama musim kemarau.

"Pengaktifan dilakukan dengan mengecek kondisi alat. Aki di EWS juga sudah diganti, sehingga semuanya sudah siap. Diharapkan hal tersebut bisa menjadi pertanda awal saat air sungai meluap, sehingga masyarakat bisa lebih waspada," ujar Agus Hariono di Madiun, Sabtu, 21 November 2020, dilansir dari Antara.

Tiga alat EWS yang diaktifkan tersebut berada di titik Kelurahan Patihan, Bok Malang, dan Kelurahan Kelun.

Agus menyampaikan, sesuai pemetaan BPBD setempat, daerah yang menjadi langganan banjir di Kota Madiun adalah Kelurahan Tawangrejo, Kelun, Rejomulyo, dan Pilangbango. Saat musim hujan, antisipasi bencana difokuskan di titik-titik kelurahan tersebut.

Saat lampu pada alat EWS menyala berwarna merah dan sirine berbunyi, sudah dapat dipastikan hal tersebut sebagai tanda siaga. Namun, terkadang masyarakat belum menyadari hal tersebut.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Mitigasi

Banjir
Ilustrasi Foto Banjir (iStockphoto)​

Oleh karena itu, BPBD juga gencar sosialisasi ke masyarakat, termasuk melatih agar masyarakat bisa menjalankan mitigasi bencana secara mandiri sebelum petugas datang ke lokasi.

Selain banjir, saat musim hujan yang perlu diwaspadai adalah angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang. Untuk itu, ia meminta masyarakat supaya lebih aktif dalam menginformasikan adanya pohon yang sudah rimbun, besar, dan rawan tumbang. Sehingga, petugas bisa segera memotong pohon yang membahayakan tersebut.

"Untuk pemotongan pohon, kami berkoordinasi dengan dinas lainnya, karena bukan kewenangan kami," kata Agus.

Selama awal musim hujan ini, sudah ada kejadian pohon tumbang di Kota Madiun. Bahkan, ada juga yang menimpa pengguna jalan di Jalan Raya Kelun-Rejomulyo beberapa waktu lalu.

Warga diimbau waspada saat hujan deras melanda selama beberapa jam yang disertai dengan angin kencang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya