Satgas COVID-19 Jatim Bakal Bangun RS Darurat di Malang Raya

Satgas Covid-19 Jatim merencanakan pembangunan rumah sakit darurat COVID-19 di Malang Raya, seperti yang dibangun di Surabaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 30 Nov 2020, 16:46 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2020, 16:46 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi mengungkapkan, tingkat keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 di Malang Raya meningkat.

Angka Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit rujukan COVID-19 di Malang Raya, Jawa Timur mencapai 70 persen. Melebihi standar yang ditetapkan WHO di angka 60 persen.

"Kemarin di Malang kita analisis, perlu penambahan, karena BOR-nya lebih dari 70 persen," ujar Joni di Surabaya, Senin (30/11/2020).

Oleh karena itu, kata Joni, Satgas Covid-19 Jatim merencanakan pembangunan rumah sakit darurat COVID-19 di Malang Raya, seperti yang dibangun di Surabaya. Rumah sakit darurat tersebut diperuntukkan bagi pasien COVID-19 yang bergejala klinis ringan.

"Memang BOR-nya naik. Karena naik menjadi 70 persen, Ibu Gubernur memutuskan ada alternatif membuat rumah sakit lapangan. Seperti yang kita buat di sini. Supaya apa? Supaya bisa relaksasi rumah sakitnya," ujar Joni.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Satgas COVID-19 Jatim Imbau Warga Kembali Disiplin Protokol Kesehatan

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Joni mengakui, kasus COVID-19 meningkat di Jatim, meskipun tidak signifikan. Bahkan menurut dia, kenaikan kasus COVID-19 di Jatim tak sebesar peningkatan kasus di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.

Dia menuturkan, peningkatan tersebut bisa dipahami, karena mobilitas masyarakat saat libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW cukup tinggi.

"Yang pasti karena mengendornya protokol Kesehatan. Ada presentasenya itu. Ada kerumunan. Protokol kesehatan turun. Kita sudah sampaikan ke tim, mari bersama menegakkan protokol kesehatan kembali," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya