Tempat Wisata di China Ditutup Setelah Ketahuan Gunakan Kapas dan Air Sabun untuk Bikin Salju Buatan

Kejadian tersebut memicu kritik tajam dan kekecewaan dari para pengunjung.

oleh Benedikta Miranti T.V Diperbarui 20 Feb 2025, 20:15 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2025, 20:15 WIB
China Memperbarui Peringatan Status Gelombang Dingin di Level Oranye
Sejumlah pengunjung berjalan-jalan di sebuah taman saat hujan salju di Kota Hefei, Provinsi Anhui, China timur (29/12/2020). Suhu di sebagian besar bagian tengah dan timur China diperkirakan turun hingga 10 derajat Celcius. (Xinhua/Han Xu)... Selengkapnya

Liputan6.com, Beijing - Sebuah tempat wisata di Chengdu, Provinsi Sichuan, China harus meminta maaf dan menutup sementara operasionalnya, setelah diketahui menggunakan kapas dan air sabun untuk menciptakan efek salju buatan.

Destinasi bernama Chengdu Snow Village, yang baru dibuka pada akhir Januari, menjadi sorotan setelah pengunjung menyadari bahwa "salju" di lokasi tersebut bukanlah salju asli, melainkan material buatan.

Mengutip laman SCMP, Kamis (20/2/2025), kabar ini pertama kali dilaporkan oleh Shanghai Morning Post pada 8 Februari, setelah sejumlah wisatawan mengungkapkan kekecewaannya di media sosial.

Sejak dibuka, Chengdu Snow Village menarik banyak wisatawan yang ingin menikmati suasana musim dingin. Namun, kecurigaan muncul setelah beberapa pengunjung menyadari kejanggalan pada "salju" yang bertumpuk di atap rumah dan jalur hutan di sekitar lokasi.

“Saya merasa tertipu. Saya pikir kecerdasan saya dihina!” ujar seorang wisatawan dalam sebuah video yang viral di media sosial.

"Deskripsi di tiket memang benar, tetapi saljunya palsu," kata yang lainnya.

Sementara komentar lainnya berbunyi, "Saya ingin melihat salju, tetapi yang saya dapatkan justru kapas. Saya kehabisan kata-kata."

Akui Pakai Salju Palsu

Salju Lebat Langka Melanda Jilin di China timur laut
Para pejalan kaki berjalan melewati pepohonan yang tertutup es di Changchun, Provinsi Jilin, China timur laut, pada 19 November 2020. Hujan lebat dan salju yang jarang terjadi disertai angin kencang melanda Changchun pada 18 dan 19 November. (Xinhua/Xu Chang)... Selengkapnya

Setelah kritik meluas, seorang pekerja dari manajemen tempat wisata mengakui bahwa "salju" tersebut memang terbuat dari kapas. Pihak pengelola akhirnya memutuskan untuk membersihkan kapas-kapas tersebut guna meredam reaksi negatif dari masyarakat.

Menurut pernyataan seorang staf yang tidak disebutkan namanya, keputusan untuk menggunakan kapas sebagai pengganti salju asli berawal dari prediksi cuaca yang meleset.

"Biasanya, setiap musim dingin di daerah ini selalu turun salju. Jadi kami meningkatkan kawasan ini menjadi destinasi wisata dan mempromosikannya secara luas sebelum pembukaan," ujarnya.

Namun, karena curah salju tidak sesuai harapan, pihak pengelola akhirnya mengambil langkah alternatif dengan menciptakan ilusi salju menggunakan kapas. Sayangnya, strategi ini justru menimbulkan dampak negatif yang besar dan membuat wisatawan kecewa.

Akibat kontroversi yang terjadi, Chengdu Snow Village ditutup untuk sementara waktu. Dalam pernyataan resminya, pihak pengelola mengungkapkan bahwa mereka membeli kapas untuk menciptakan suasana bersalju yang diharapkan dapat menarik pengunjung.

"Hasilnya tidak seperti yang kami harapkan dan justru meninggalkan kesan buruk di mata wisatawan," demikian pernyataan resmi tersebut.

"Kami sangat menyesal karena tidak dapat menampilkan pemandangan salju yang sesungguhnya dan menyebabkan wisatawan harus mengubah rencana perjalanan mereka."

Meski telah meminta maaf, belum ada informasi lebih lanjut mengenai kapan tempat wisata ini akan kembali dibuka.

 

Fenomena Atraksi Buatan di China

Istana Kota Terlarang di China Berselimut Salju
Salju turun di sebagian besar wilayah China utara dan tengah pada hari Senin, dan turun lagi pada hari Rabu dan Kamis. (AP Photo/Andy Wong)... Selengkapnya

Bukan pertama kalinya tempat wisata di China menjadi sorotan karena menggunakan metode tidak konvensional untuk mempertahankan daya tariknya di tengah perubahan iklim.

Tahun lalu, sebuah air terjun terkenal di Provinsi Henan mengecewakan wisatawan setelah diketahui menggunakan pipa-pipa tersembunyi untuk meningkatkan aliran air selama musim kering.

Desember lalu, sebuah tempat wisata di Henan juga menuai kritik karena menggunakan kapas dan pasir untuk menciptakan efek salju buatan.

Pengelola tempat-tempat wisata ini beralasan bahwa perubahan iklim telah membuat musim dingin lebih hangat dari sebelumnya, sehingga mereka terpaksa menciptakan atraksi buatan agar tetap menarik bagi wisatawan.

"Kami berharap melalui desain dan pameran ini, kami bisa menciptakan pemandangan yang seindah aslinya," tulis salah satu pengelola wisata di Henan dalam sebuah pernyataan di media sosial.

Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim
Infografis Bencana-Bencana Akibat Perubahan Iklim. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya