Liputan6.com, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana meminta masyarakat mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jonggring Saloko, Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) itu masih menyemburkan awan panas guguran pada Rabu, 2 Desember 2020.
"Berdasarkan pengamatan pada Selasa pukul 00.00 sampai 06.00 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 2.500 meter mengarah ke tenggara," ujar Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani saat dihubungi per telepon dari Lumajang, seperti dikutip dari Antara, Rabu (2/12/2020).
Advertisement
Baca Juga
Dia menuturkan, aktivitas kegempaan Gunung Semeru teramati awan panas guguran sebanyak satu kali dengan amplitudo 20 mm dengan durasi 1.445 detik.
"Gempa guguran sebanyak 11 kali dengan amplitudo 7-20 mm dengan durasi 110-250 detik," ujar dia.
Gempa tremor harmonik tercatat sebanyak dua kali dengan amplitudo 1-2 mm selama 1.798-2.400 detik.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gunung Semeru Masih Status Waspada
Ia menuturkan, Gunung Semeru terlihat jelas secara visual, tetapi gunung dominan tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, selatan, dan barat daya dengan suhu udara 22-25 °C.
Nia mengatakan, Gunung Semeru pada level II atau statusnya waspada, sehingga masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 km dan wilayah sejauh 4 km di sektor lereng selatan-tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.
"Masyarakat juga diminta mewaspadai gugurnya kubah lava di Kawah Jongring Seloko," ujar dia.
Sebelumnya Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta agar masyarakat juga mewaspadai saat hujan turun yang sewaktu-waktu bisa meluap akibat lahar panas Semeru yang memenuhi Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan.
"Saya mengimbau masyarakat yang ada di sekitar DAS lahar Semeru untuk waspada bila hujan turun karena dimungkinkan akan menjadi arus sungai dari lahar Semeru meluas ke permukiman," kata dia.
Advertisement