Insentif Rp 1 Juta untuk Penghafal Alquran di Malang

Pemerintah Kota Malang mendorong program ada 1 hafiz atau penghafal Alquran di tiap rukun warga (RW).

oleh Zainul Arifin diperbarui 27 Jan 2021, 14:15 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2021, 14:15 WIB
Cara Pemkot Malang Menambah Jumlah Para Penghafal Al-Quran
Para hafiz atau penghafal Al-Quran bersilaturahmi dengan Wali Kota Malang Sutiaji di Gedung Bersama Balai Kota Malang (Pemkot Malang)

Liputan6.com, Malang - Pemerintah Kota Malang mendorong program ada 1 hafiz atau penghafal Alquran di tiap rukun warga (RW). Sampai hari ini data pemkot telah ada 56 hafiz dan mereka seluruhnya juga mengajar ngaji.

Pemerintah Kota Malang memberi insentif sebesar Rp 1 juta per bulan untuk 56 penghafal Al-Quran tersebut. Program pemberian insentif itu sendiri telah direalisasikan sejak tahun lalu, namun saat itu baru diberikan untuk 3 bulan saja.

“Hafiznya ini punya santri mengaji, kita bantu hafiz dengan insentif per bulan,” kata Wali Kota Malang, Sutiaji, Selasa, 26 Januari 2021.

Ia menginginkan program 1 RW ada 1 hafiz Al-Quran lebih digiatkan lagi. Apalagi di Kota Malang banyak langgar, mushola sampai masjid yang memiliki Taman Pendidikan Quran (TPQ). Sehingga keinginan itu diharapkan bisa terwujud.

Mengutip data Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang, di kota ini ada sekitar 200 madrasah diniyah serta lebih dari 600 TPQ. Seluruhnya tersebar di sekitar 550 RW yang tersebar di 5 kecamatan. Karena itu idealnya ada banyak penghafal Al-Quran

“Kalau ada santri ngaji juga punya niat jadi penghafal, pembiayaannya bisa dibantu juga,” ujar Sutiaji.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sesuai Protokol

Pemberian insentif untuk para penghafal Al-Quran itu secara simbolis diberikan saat silaturahmi di Gedung Bersama Lantai 4 Balai Kota Malang. Pandemi diharapkan tak menyurutkan minat anak-anak untuk tetap mengaji.

Namun seluruh TPQ juga diimbau mematuhi protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

“Santrinya juga harus diingatkan agar menerapkan protokol kesehatan itu,” kata Sutiaji.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya