Liputan6.com, Surabaya- Pemkab Ngawi berupaya menjaga kestabilan harga gabah kering supaya tidak anjlok saat panen raya. Upaya Pemkab Ngawi ini bertujuan agar petani tidak rugi.
Menurut Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko, pada masa panen, harga gabah, baik gabah kering panen (GKP) maupun gabah kering giling (GKG) di tingkat petani selalu turun. Bahkan terkadang hingga di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan.
Advertisement
“Pekan depan Ngawi akan masuk panen raya, biasanya harga gabah turun karena pasokan melimpah, ditambah kondisi gabah buruk karena dampak curah hujan tinggi,” ujarnya seperti yang dikutip dari Antara, Sabtu (6/3/2021).
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan laporan para petani, harga gabah kering panen saat ini mencapai Rp 3.400 per kilogram, turun dari sebelumnya yang mencapai Rp 4.100 per kilogram.
Harga tersebut juga lebih rendah dari HPP tahun 2020 di tingkat petani yang ditetapkan sebesar Rp4.200 per kilogram. Sedangkan harga gabah kering giling di tingkat penggilingan ditetapkan sebesar Rp5.205 per kilogram dan di gudang Bulog Rp5.300 per kilogram.
Pemkab Ngawi berencana membangun beberapa infrastruktur pertanian seperti gudang, bantuan mesin pengering hingga lantai penjemuran untuk membantu petani menaikkan dan menjaga kestabilan harga jual. Dalam skala besar, pemkab juga berencana untuk menggandeng investor dalam bidang industri pertanian untuk membeli sekaligus pengelola hasil padi setelah panen.
“Dengan mendatangkan investor di bidang industri pangan itu tentunya akan bermanfaat bagi Ngawi yang merupakan lumbung padi nasional nomor 6 dan nomor 2 se-Jatim,” ucapnya.