Bandara Kediri Ditargetkan Rampung dan Beroperasi pada 2023

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berharap pembangunan Bandara Dhoho Kediri rampung tepat waktu pada pertengahan 2023.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 27 Apr 2021, 21:15 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2021, 21:15 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Bandara Dhoho, Kediri, Senin (26/4/2021). (Foto: Kemenko Marves)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Bandara Dhoho, Kediri, Senin (26/4/2021). (Foto: Kemenko Marves)

Liputan6.com, Surabaya - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berharap pembangunan Bandara Dhoho Kediri rampung tepat waktu pada pertengahan 2023.

"Saya harap proyek ini dapat berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kehidupan masyarakat, dan selesai tepat waktu pada pertengahan 2023," kata Luhut dalam tinjauannya ke Bandara Dhoho Kediri, Senin (26/4/2021) seperti dikutip dari Antara.

Dalam kunjungan tersebut, Luhut didampingi Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, direksi PT Gudang Garam Istata Aswin Sidarta, beserta perwakilan dari PT Surya Dhoho Investama (SDHI).

"Saya lihat pembangunan Bandara Kediri sudah mengalami banyak kemajuan. Bupati Kediri sudah melaporkan progres pembangunan, jalan sudah dibuat, sebagian lahan juga telah dibuka," jelas Luhut.

Berdasarkan penjelasan dari PT Gudang Garam sebagai investor Bandara Kediri, bandara itu diharapkan dapat meningkatkan konektivitas serta pertumbuhan ekonomi di Kediri dan sekitarnya. Proses pembangunan di bandara saat ini sudah memasuki tahap penyiapan lahan.

Bandara Kediri memiliki luas 317 hektare dan melintasi beberapa desa di sekitarnya. Bandara itu akan menjadi harapan besar bagi wilayah Kediri dan sekitarnya sebagai gerbang alternatif untuk masuk ke Jawa Timur. Mobilitas warga di desa sekitar bandara juga diharapkan meningkat.

"Bandara ini direncanakan menjadi bandara internasional, sehingga pusat untuk haji dan umrah dapat dibagi ke dua bandara, tidak hanya bandara di Surabaya," kata Luhut.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pembebasan Lahan

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Pembangunan bandara kediri, Jawa Timur. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Bupati Kediri Haninditho Himawan Pramana menambahkan dalam pembangunan bandara tersebut memang masih proses. Saat ini, masih ada lahan warga yang belum dibebaskan. Terdapat sekitar 16 kepala keluarga (KK) dengan lahan sekitar 1,53 hektare yang belum dibebaskan.

"Ada beberapa lahan yang belum dibebaskan. Pemkab juga terus pendekatan secara persuasif. Ada 16 KK, dengan 1,53 hektare, itu sekitar 0,4 persen. Tidak begitu signifikan," kata Bupati.

Ia juga belum mengetahui mengapa 16 KK itu belum bersedia untuk pembebasan lahan guna pembangunan bandara. Padahal, sudah dijelaskan bahwa bandara itu dibangun untuk kepentingan masyarakat banyak.

"Pembangunan bandara ini demi kepentingan masyarakat banyak, tidak hanya Kabupaten Kediri, di sekitar Kediri pun pasti akan merasakan manfaatnya," kata Mas Bup, sapaan akrabnya.

Ia juga menambahkan sudah menjadi tugasnya sebagai Bupati untuk komunikasi dengan warga pemilik tanah yang hingga kini belum dibebaskan itu. Dirinya sudah mempunyai beberapa rencana komunikasi dengan warga tersebut dan segera direalisasikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya