Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau Rumah Sakit Darurat GOR Indor Kompleks Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya. RS darurat tersebut bakal dipakai sebagai tempat merawat pasien COVID-19.
Khofifah berharap tempat tidur di RS ini tidak terpakai karena angka kasus COVID-19 menurun.
"Ya harapannya memang jangan sampai terpakai, yang berarti akan lebih bagus karena tak ada pasien terpapar," ujarnya di Surabaya, Kamis, 22 Juli 2021.
Advertisement
Kendati demikian, pemerintah tetap harus menyiapkan segala sesuatunya untuk memastikan bahwa sinergitas antara Forkopimda Provinsi dan Forkopimda Kabupaten/Kota sama-sama memberi perlindungan dan keselamatan kepada masyarakat, dilansir dari Antara.
Baca Juga
Di lokasi yang bersebelahan dengan stadion sepak bola itu, disiapkan sebanyak 225 tempat yang di dalamnya terdapat high care unit (HCU) untuk kategori sedang.
Di Rumah sakit tersebut, kata Khofifah, juga menyiapkan tempat tidur untuk layanan gejala ringan di sisi belakang.
"Artinya format untuk bisa memberikan layanan bagi yang bergejala ringan sampai sedang di sini tempatnya. Dan kalau harus dirujuk karena cenderung ke arah berat maka ke RS Bhakti Dharma Husada (BDH)," ucap mantan Menteri Sosial RI itu.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini
Layanan Kuratif
Khofifah juga mengatakan bahwa adanya RS darurat merupakan layanan kuratif, termasuk pelaksanaannya dimulai dari lini terbawah seperti di kelurahan yang tetap menyediakan ruang isolasi.
Selanjutnya, Asrama Haji juga disiapkan untuk pasien kategori orang tanpa gejala, dan gejala ringan sampai sedang juga disiapkan di beberapa tempat.
"Jadi ini adalah hilirnya, kuratif. Tetapi kami tetap mendorong hulunya, yaitu vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan. Jadi, antara hulu dan hilir memang harus berseiring," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita menyampaikan RS darurat GOR Indoor kompleks GBT mulai beroperasi pada Jumat, 23 Juli 2021.
Untuk persiapannya, lanjut dia, sejauh ini sudah rampung dan hanya dirinya sedang menunggu oksigen datang.
"Setelah itu, RS Darurat siap dioperasikan," kata Feny, sapaan akrabnya.
Untuk tenaga kesehatan yang bertugas, ia sudah menyiapkan sekitar 100 orang perawat yang diambil dari RS BDH dan relawan "Surabaya Memanggil".
Advertisement