Warga Kota Madiun Suspect Covid-19 Kini Tak Perlu Bayar Tes Antigen

Dengan demikian, warga Kota Madiun tidak perlu memikirkan biaya tes cepat antigen untuk mengetahui terpapar COVID-19 atau tidak.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Agu 2021, 11:16 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2021, 11:16 WIB
Kemenkes Turunkan Biaya Swab Antigen dan PCR
Harga tes swab dan PCR terpampang pada spanduk hingga baliho di depan fasilitas kesehatan kawasan Mampang Raya, Jakarta, Rabu (18/8/2021). Pemerintah resmi menurunkan harga tes swab PCR di Jawa Bali menjadi Rp 495 ribu dan di luar Jawa dan Bali menjadi Rp 550 Ribu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Madiun Warga Kota Madiun yang suspect terpapar COVID-19 tak perlu lagi membayar tes cepat antigen. Hal itu sebagai upaya Pemkot setempat untuk memaksimalkan penanganan virus corona di wilayah setempat.

Wali Kota Madiun Maidi mengatakan, Pemkot Madiun sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 6 miliar untuk mewujudkan kebijakan tersebut. Harapannya, siapa yang sakit segera ditemukan untuk diberikan penanganan sebelum terlambat.

"Warga yang terutama di RT berzona merah atau kasus aktif banyak akan difasilitasi tes antigen gratis. Yang merasa kurang enak badan, silakan tes untuk mengetahui kondisinya. Kalau positif langsung dirawat di RSL Asrama Haji untuk mendapatkan penanganan," ujar Maidi, Selasa, 24 Agustus 2021, dilansir dari Antara.

Menurut ia, untuk melancarkan kebijakan tersebut, pihaknya dalam waktu dekat melakukan pertemuan dengan pengelola laboratorium swasta di Kota Madiun. Laboratorium tersebut akan dikontrak untuk memberikan layanan tes cepat antigen warga Kota Madiun.

Dengan demikian, warga Kota Madiun tidak perlu memikirkan biaya tes cepat antigen untuk mengetahui terpapar COVID-19 atau tidak. Mereka yang terindikasi positif akan segera dilakukan perawatan di fasilitas isolasi terpusat yang disiapkan Pemerintah Kota Madiun.

"Daripada bertanya-tanya, sehat apa tidak, lebih baik langsung ke lab untuk tes antigen. Kalau ternyata positif, segera dilakukan perawatan agar tidak menulari yang lain," tegasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

Jangan Menunggu Sesak Nafas

Wali Kota tak ingin terlambat dalam memberikan penanganan. Sebab, kebanyakan masyarakat yang saat dibawa ke rumah sakit sudah dalam kondisi memburuk. Alhasil, penanganan kurang maksimal hingga tidak menutup kemungkinan meninggal dunia kemudian. Ia ingin, penanganan kesehatan bisa optimal jika kondisi warga sudah terdeteksi sejak dini.

"Jadi jangan menunggu sudah sesak baru ke rumah sakit. Kelihatannya tidak enak badan, langsung saja dicek ke lab. Ini nanti gratis," katanya.

Dengan deteksi COVID-19 sejak dini, diharapkan penanganan COVID-19 di Kota Madiun dapat maksimal, banyak yang sembuh, dan kasusnya terkendali.

Kasus COVID-19 di Kota Madiun hingga Selasa mencapai 6.785 orang. Dari jumlah itu, 5.961 orang di antaranya telah sembuh, 199 orang lainnya masih dalam perawatan, 159 orang isolasi mandiri, dan 466 orang meninggal dunia.

Tambahan kasus per Selasa ini, konfirmasi positif COVID-19 18 orang, sembuh 28 orang, dan meninggal dunia empat orang. Sedangkan jumlah pelacakan hari ini sebanyak 158 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya